Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memikatnya Adegan, Menjeritnya Layar

24 Agustus 2023   13:33 Diperbarui: 3 Januari 2024   09:46 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan khayalan, obyek tatapan dengan adegan dan layar tidak akan muncul tanpa melepaskan beban-beban yang memusingkan kepala.  Adegan Densus 88 Antiteror Polri begitu awas dalam menatap gambar, suara, dan tulisan adegan ”yang tersembunyi” dari pihak tersangka teroris. Baiat-baiat menjadi ’bait-bait’ lagu pengantar kekerasan. Teror sebagai teater kekerasan. Teks, baiat atau medsos Facebook DE tersangka teroris sebagai jejak dan tanda. Ingatan melalui jejak dan tanda tersebut berganti menjadi layar. 

Layar dengan adegan yang tertunda karena DE ketahuan belangnya. Dia ketahuan lebih dahulu sebelum beradegan kekerasan. Adegan dan layar saling menopang dan saling berinteraksi satu sama lainnya.

Obyek tatapan ditandai dengan dan hal-hal yang menjadi akar-akar kekerasan tulisan atau gambar melalui sebuah jaringan medsos sang teroris. Fantasi ideologis dari terorisme ditemukan dalam tubuh virtual, yaitu medsos. 

Pergerakan adegan dan perpindahan layar kekerasan hanyalah satu momentum senyap dibuat supaya titik kelengahan fantasi lebih cepat ditanggulangi dengan  tatapan yang teliti. Jejak-jejak yang berbeda melalui medsos sebelum mencapai titik kefatalan adegan dalam layar kekerasan. Hal itu sudah menandai kekerasan lebih awal. Kekerasan dalam layar medsos ditandai begitu jeritan yang belum terdengar dari jauh. 

Sementara, berbagai adegan kekerasan mengangkat layar putih untuk melahap mimpi buruk. Ia bukan tanda kehidupan yang ingin kita gapai.

Di sini, tidak ada kesamaran layar yang memiliki kekuatan untuk membatasi dan menyibak setiap obyek tatapan melalui adegan dan layar kekerasan dirinya sendiri. Tatapan yang teliti akan menengahi ketidakhadiran rujukan antara cahaya dan kegelapan layar kekerasan. 

Di tempat lain, dari kekerasan pikiran menjadi kekerasan tanda, yaitu diantaranya tanda kehidupan menuju tanda kelaparan. Adegan dan layar yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Titik ledak kelaparan yang menjauhi tanda kehidupan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. 

Dikabarkan, ada 6 (enam) orang meninggal karena kelaparan. Layar begitu miris. Juli 2023, ada sekitar 7.500 jiwa terkena dampak bencana kekeringan dan kelaparan. Adegan dan layar mengantarkan kembali pergerakan senyap yang telah ditutup obyek tatapannya tiba-tiba terbuka kembali. Layar kelaparan melalui media online menumpangi jaringan sel ingatan sebelum dibersihkan dari kedalaman fantasi yang kosong. Layar yang meruntuhkan nalar, layar yang menjerit. Kelaparan menjadi tatapan kosong dari kecepatan penanganan di tengah bentangan alam yang berat. Layar kelaparan memantulkan bayangan langkah kaki anak-anak yang tertatih-tatih menelusuri lorong-lorong waktu. Sebentar lagi badai, di lain waktu tanda kelaparan mengancam. Layar yang bagaimana yang kita hindari?

Inilah kewaspadaan! Layar kelaparan di Papua Tengah tanpa lelucon dan tanpa permainan. Dalam tatapan yang sama, adegan kelaparan yang memancing hasrat untuk peduli sesama. 

Suatu kekuatan dari hasrat untuk peduli sesama. Adegan kelompok individu lebih memicu tatapan terhadap layar kelaparan membuat uluran tangan bisa disebarkan melalui layar medsos.

Adegan yang berbahaya bagi kehidupan, ketika kelaparan berhenti di antara peristiwa dan pesan yang diboncenginya. Kelaparan yang leluasa menjauhi kelimpahan kebutuhan pangan dan pemerataan pembangunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun