Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ikutilah Lemparan Dadu

6 Juli 2023   20:55 Diperbarui: 13 Januari 2025   05:42 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo dalam satu kesempatan (Sumber gambar: detik.com)

Di situ ada tim sukses. Dia jago "mencuri hati" masyarakat.

Soal pencitraan di tahun politik adalah barang tidak mahal. Masyarakat pun sudah tahu pemimpin yang mana terbaik bagi mereka. Semua bakal capres akan lari ke sana. Capres dinilai miring hingga dilumat-lumat oleh warganet dan publik tentu rupa konsekuensi pertarungan. Ingin jatuh di enam, tiga atau satu titik dalam sebiji dadu. 

Semuanya menjurus ke lemparan dadu. Dadu jatuh di mana masih teka-teki. Yang memberi jumlah berapa kali jatuh dadu tersebut datang dari pemilik suara, yaitu masyarakat pemilih.

Iya dong, pemilih 56 persen di pulau Jawa. Lebih 40 persen pemilih lagi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga di Papua.

***
Laksana membangunkan singa di sarangnya, segmen pasar sosok Ganjar sebagai "sang Lain," tidak laris, dan biang ketidaknyaman warga, kecuali pilihan mayoritas di grup WA.

Kita tahu, Ganjar begitu rawan longsor dukungan di grup WA di sebelah. Saya juga paham, bagi fans berat, nge-upload sosok capres yang bukan "tambatan hati" bikin terusik tetangga. Sayangnya, grup WA bukan warisan leluhur. Eloknya, grup WA sebagai medium silaturahim. Berbeda pandangan bukan berarti musuh bersama dalam grup WA berbasis paham yang sama. Yang unik, disebut grup WA sepaham tertentu.  Ia homogen. Tetapi, isi kepala berbeda-beda. Ia heterogen.

Yang jelas, Ganjar Pranowo selalu di tiga besar papan atas. Di bolak-balik, Ganjar kerap mengungguli tokoh capres lainnya lebih setahun terakhir.

Belakangan, dari rilis hasil survei lembaga survei terkait suara dukungan Ganjar nampak tergerus. Hasilnya, Ganjar dilambung kiri oleh Prabowo Subianto. Urutan ketiga bertengger Anies Baswedan. Namanya juga lembaga survei jadi pertaruhan kredibilitas.

Ikut nyapres ibarat seni. Bersaingnya para kandidat untuk elektibilitas itu layaknya roda kehidupan. Padahal mereka begerak di tahapan pra hari H Pemilu 2024. Roda berputar tidak selamanya di atas. Secara periodik, Ganjar masih di atas angin. Dia di peringkat pertama menurut hasil survei dari beberapa lembaga survei.

Bergeser beberapa jengkal dari Ganjar, dia disalib oleh Prabowo yang tancap gas. Bisa jadi posisi Ganjar tidak terlalu lama di belakang Prabowo. Suara dukungan Ganjar mungkin melaju kembali. Ia bergantung dari totalitas Ganjar itu sendiri.

Begini. Ganjar diandaikan sedang bermain dalam permainan politik. Dia baru saja memasuki permainan. Apa yang terjadi jika Ganjar terlibat dalam "lemparan dadu" sebagai permainan ala Nietzsche?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun