Kita tahu, tidak sedikit jumlahnya di garis bawah bahkan status terpelajar terperangkap dalam pandangan konservatif dalam keyakinan. Tetapi, dia bisa juga terbuai dengan frasa "sumbu pendek." Orang sok analisis, padahal yang dianalisis melampaui analisis. Saya tidak akan tanggapi hal-hal yang menurut orang bisa merugikan dan berbahaya bagi sosok capres yang didukungya. Hal mustahil, apa yang dianggap merugikan dan membahayakan sosok kandidat lain, itu bisa menguntungkan sosok capres pilihannya. Bisa saja, ukuran badan orang terasa gerah dibuat kawan-kawan justeru begitu cair dan  asyik bagi pihak yang mendukung capresnya. Begitu pula sebaliknya.
Coba kota hindari igauan saat terjaga. Siapa sangka Ganjar berani blusukan ke DKI. Di sana dia disorot oleh kader PKS, misalnya. Orang sudah tahu itu bukan kartu AS. Ramai-ramai tahu jika parpol tersebut bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Parpol pendukung Anies. Ngapaian juga Ganjar meliuk-liuk hingga di tempat pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dia kan Gubernur Jateng. Bukan wilayah administrasinya. Parpol pendukungnya tidak tinggal diam. Paling tidak jawabannya, Ganjar juga warga negara Indonesia. Dia ikut nyapres menjadi alasan untuk "merapat" ke wilayah yang bukan ruang kepemerintahannya. Anies masih terus di posisi ketiga berdasarkan survei. Anies nyantai saja. Para pendukungnya tidak percaya.Â
Menurutnya, hasil survei terverifikasi di lapangan. Para pendukungnya punya alasan lain, diantaranya fakta tentang Anies berada di peringkat atas. Dia melebihi elektabilitas Ganjar dan Prabowo. Semua tanggapan dan penilaian itu terbuka dari masing-masing kubu. Itu.belum luar biasa. Yang luar biasa jika Ganjar jadi pemenang Pilpres.
Di mana masuk akalnya? Ganjar tanpa mendahului takdir, garis tangan (politisi "percaya atau tidak" pada takdir jadi lain cuap-cuapnya) bakal juara satu saat semua kubu capres tidak saling menyerang. Sebagaimana hasil survei LSI Denny JA, jika terjadi head to head antara Parbowo dan Ganjar, maka Ganjar pemenangnya.Â
Tetapi, tidak mustahil hasil survei sebagai harga mati. Andai kemenangan di tangan Ganjar karena banyak faktor. Dia tidak semata-mata bertumpu pada Parpol pendukungnya. Di situ ada tim sukses. Dia jago "mencuri hati" masyarakat.
Soal pencitraan di tahun politik adalah barang tidak mahal. Masyarakat pun sudah tahu pemimpin yang mana terbaik bagi mereka. Semua bakal capres akan lari ke sana. Capres dinilai miring hingga dilumat-lumat oleh warganet dan publik tentu rupa konsekuensi pertarungan. Ingin jatuh di enam, tiga atau satu titik dalam sebiji dadu. Semuanya menjurus ke lemparan dadu. Dadu jatuh di mana masih teka-teki. Yang memberi jumlah berapa kali jatuh dadu tersebut datang dari pemilik suara, yaitu masyarakat pemilih. Iya dong, pemilih 56 persen di pulau Jawa. Lebih 40 persen pemilih lagi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga di Papua.
***
Laksana membangunkan singa di sarangnya, segmen pasar sosok Ganjar sebagai "sang Lain," tidak laris, dan biang ketidaknyaman warga, kecuali pilihan mayoritas di grup WA.
Kita tahu, Ganjar begitu rawan longsor dukungan di grup WA di sebelah. Saya juga paham, bagi fans berat, nge-upload sosok capres yang bukan "tambatan hati" bikin terusik tetangga. Sayangnya, grup WA bukan warisan leluhur. Eloknya, grup WA sebagai medium silaturahim. Berbeda pandangan bukan berarti musuh bersama dalam grup WA berbasis paham yang sama. Yang unik, disebut grup WA sepaham tertentu. Â Ia homogen. Tetapi, isi kepala berbeda-beda. Ia heterogen.
Yang jelas, Ganjar Pranowo selalu di tiga besar papan atas. Di bolak-balik, Ganjar kerap mengungguli tokoh capres lainnya lebih setahun terakhir.
Belakangan, dari liris hasil survei lembaga survei terkait suara dukungan Ganjar nampak tergerus. Hasilnya, Ganjar dilambung kiri oleh Prabowo Subianto. Urutan ketiga bertengger Anies Baswedan. Namanya juga lembaga survei jadi pertaruhan kredibilitas.
Ikut nyapres ibarat seni. Bersaingnya para kandidat untuk elektibilitas itu layaknya roda kehidupan. Padahal mereka begerak di tahapan pra hari H Pemilu 2024. Roda berputar tidak selamanya di atas. Secara periodik, Ganjar masih di atas angin. Dia di peringkat pertama menurut hasil survei dari beberapa lembaga survei.