Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pagi Jempol, Sore Jebol

16 April 2023   10:47 Diperbarui: 5 November 2023   10:51 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan pak Yana Mulyana sudah gaspoll sebelum Ramadhan. Hal yang semestinya kita kendalikan hasrat untuk memiliki uang hasil suap menyuap segera dibersihkan jiwa selama bulan Ramadhan.

Peluang emas ada dalam bulan Ramadhan. Bagi terbelenggu jiwanya oleh nafsu, maka dia akan sulit mencapai titik kenikmatan spiritual. Malah dia terjerembab dalam kenikmatan material yang menipu daya.

Tetapi, apa yang terjadi di luar sana. Saat masih pagi mengajari para penyelenggara negara tentang nilai kejujuran, profesionalitas, akuntabel, dan inovatif. Sore hari sudah lain ceritanya. Sore berubah menjadi "kurang ajar" dari yang mengajarkan nilai kebaikan saat pagi.

Sudah bukan rahasia lagi, politik dan bisnis ibarat "saudara kembar." Suatu kegiatan politik mustahil leluasa "bermain" jika tidak ada sokongan dana. O iya, berita santer mengenai kantor Bupati Kepulauan Meranti dijadikan jaminan oleh pak Muhammad Adil. Ini gila-gilaan. Tetapi sudahlah, dia sedang meringkuk dalam rumah tahanan KPK. Lagi pula, sekarang kita ngobrol sedikit soal kasus dugaan suap pak Walikota Bandung.


Jauh-jauh hari sudah disoroti seputar peristiwa politik transaksional begitu rawan dengan penyelewengan. Politik transaksional dianggap biang pemicu korupsi kepala daerah.

Meski bukan kepala daerah, perilaku koruptif pada awalnya bukan kejahatan saat hasrat atau nafsu tidak terkontrol. Lantas, hasrat yang tidak terkontrol dimanfaatkan untuk kejahatanberupa perilaku koruptif. Ia akan memikat kita dari segala penjuru, apalagi kita sebagai pejabat. Tinggal menunggu waktu dan kesempatan. Dimana ada niat dan kesempatan, di situ ada sejengkal dua jengkal akan nyolong uang negara.

Kita mencatat, dari hasil pengamatan bahwa korupsi bisa muncul lantaran kongkalikong antara pejabat dan pengusaha. Dari kasus yang ada, potensi terjadinya penyelewengan kuasa itu ditengarai dengan keberadaan "bandar politik" dan istilah semacamnya.

Jean Paul Sartre telah mensinyalir adanya dirty hands (tangan kotor) dalam permainan (lihat No Exit and Three Other Plays, Vintage Books, New York, 1955, hlm. 131). Dari permainan apa saja, diantaranya permainan politik. Permainan berbahaya kerap membayangi masa depan.

Permainan bisa dijalankan sebelumnya, jika oknum sudah terduga kasus korupsi, kita mau ngomong apa. Rumah tahanan KPK tanpa permainan. Coba Anda bayangkan, ketika hukum dipermainkan dalam dugaan kasus suap menyuap?

Aneh dan lucunya lagi (ah, tidak lucu kan soal korupsi!), sebelum terjaring KPK dalam OTT, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana hadir dalam kegiatan pemerintahan daerah. Yana berbicara di hadapan 120 pejabat Kota Bandung yang baru dilantik tentang pentingnya integritas dan kedisiplinan. Mari kita simak apa yang diucapkannya.

“Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi disiplin jujur dan mau bekerja keras pada level pimpinan tinggi administrator dan pengawas.” (kompas.com, 16/04/2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun