Kekuatan sang nyata dari dunia virtual, sekalipun tanpa pengakuan metafora melawan teori. Suatu kekuatan baru tiba-tiba muncul dari dunia nyata di sekeliling kita membuat "setan" dengan kecerdasannya mulai linglung.Â
Kita melihat, wujud seksualitas dipuja-puja selama permukaaan tubuh dipuja-puja. Sebagian yang lain, teks visual dan tertulis menjadi teks virtual dengan strategi pembujukan, pembatasan dan stabilitas (diantaranya melalui televisi, internet).
Kini, setelah rangkain rayuan dan tipu muslihat dunia nyata menjadi kecerdasan sang jahat. Kesenangan dan hasrat nyata apa lagi yang melebihi teori (apabila teori tersebut bukan lagi dari kecerdasan sang jahat)? Dimanakah kebenaran permainan?Â
Kebenaran tidak lebih dari permainan acak dan lelucon konyol. Ia bukan lagi kesangsian (terhadap kebenaran), melainkan kekaguman atas penderitaan.
***
Tantangan dan permasalahan kemiskinan, pemanasan global, bahaya narkotika, dan korupsi sama merangsangnya dengan pornografi.Â
Jadi, buku sebagai libido bukan untuk dihindari, melainkan ia menjadi obyek analisis pergerakan aliran produksi hasrat.
Saya kira, pengarang yang terlepas dari realitasnya saat teks tertulis dibaca dan "digoyang" oleh pembaca akan terjalin kembali ke realitas. Jika demikian, buat apa juga teks tertulis 'ada' jika tidak bersentuhan dengan realitas?Â
Sebaliknya, seseorang secara sukarela berada dalam perubahan dihubungkan dengan urutan diskursus teoritis yang meletakkan pembebasan tatanan dari egoisme.Â
Nilai ilmiah dimaksudkan adalah bukan menunjukkan sebagai perangkap 'tatanan nalar' bergerak secara linear dari Cogito Cartesian. Pengetahuan meletakkan relasi antara hasrat dan teori, dimana teks tertulis menjadi bagian dari sirkulasi pembebasan atas kuasa hukum yang tidak berat sebelah (penafsiran dekolonisasi KUHP Baru).Â
Sementara, bentuk konflik antara fakultas intelektual dan fakultas sosial, fakultas nalar dan fakultas spiritual terjalin kelindang dan bahkan suatu saat saling menetralisir antara satu dengan lainnya. Bisakah kegelisahan dikuantitaskan pada saat kita menyaksikan peristiwa yang tidak cepat berlalu?Â