Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Permukaan dan Perbedaan

24 November 2022   08:05 Diperbarui: 12 Juni 2024   13:37 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warga Papua bersalaman dengan Presiden Jokowi (Sumber gambar : kaskus.co id)

Hari-hari belakangan terjadi kebijakan pemekaran provinsi. Untuk itu, kita mengapresiasi langkah pemerintah untuk menciptakan iklim kondusif menuju kehidupan yang lebih sejahtera di Papua.

Di sini, ada pertanyaan yang perlu digaris bawahi. Cukupkah dengan pemekaran provinsi di Papua?

Suatu hal yang menantang sisi terbalik dari gambar sesungguhnya berasal dari pernyataan penundaan atas wilayah pertumbuhan kuasa.

Tarik menarik penanganan prioritas permasalahan dalam tempo cepat, pembebasan dari ribetnya birokrasi.

Penataan administrasi pemerintahan yang efektif, dari ‘pusat’ ke 'daerah" betul-betul mencerminkan otonomi yang didambakan.

Cerminan otonomi diarahkan dalam ketajaman gambar diwarnai dengan perbedaan ganda berupa permukaan yang keluar dari hirarki dan representasi. Jangan hanya di atas kertas, buktikan juga di lapangan.

Diakui, tidak semua tuntutan masyarakat terhadap pemerataan “kue lapis” pembangunan secara adil betul-betul murni dari mereka. Tetapi, tuntutan mereka tidak berarti disepelehkan saja.

Perbedaan dan permukaan gambar peristiwa tidak bisa direpesentasikan dengan kesadaran.

Capaian kinerja program prioritas perlu dihubungkan dengan kebijakan kawasan pengembangan di Papua. Misalnya, sarat nilai ekonomi di balik kekayaan alam, yang tidak terlihat oleh mata publik.

Berapa besar dampak dari prioritas program pembangunan terhadap pertumbuhan inklusif (menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran) di Papua, misalnya.

Hal-hal tersebut masih perlu perhatian yang lebih besar di Papua dengan kebijakan otonomi khususnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun