Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Filsafat Bisa Digunakan di Masa Krisis

23 November 2022   13:55 Diperbarui: 24 November 2022   09:21 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para filsuf (Sumber gambar : feelsafat.com)

Di luar sana, saya melihat sebagian dari kalangan akademisi tidak akan serta merta menyatakan keheranan atas tamatnya filsafat. Sementara, tubuh yang memikat sebagai sumber terjadinya rangsangan peristiwa di balik realitas, yang bersifat lahiriah menunda kelenyapannya.

Mungkin sudah saatnya orang-orang di jagat siber berada dalam fase pengendalian tubuh. Satu diantaranya, tubuh seksual berbicara dengan bahasanya sendiri melalui ledakan keluar yang berskala massif. 

Sebaliknya, gosip emak-emak tidak kalah hebatnya dengan gema global untuk langit biru atau alam hijau. Ia tidak lagi mempertontonkan sesuatu yang disenangi orang; tidak juga dikekang, tetapi dilepaskan sebagaimana hasrat yang meledak keluar dari dirinya.

Karena itu, hasrat tidak lebih kuat dari tubuh seksual saat dilepaskan dan disalurkan. Wahai doi dan “guys”! Tubuh seksual tidak akan berbahaya, setelah anak muda kontrol diri. Tetapi, jejak-jejak kesenangan tidak muncul dari wujud seksual. Berkat kesenangan-pemujaaan terhadap uang, maka uanglah yang menggoda kita, bukan sebaliknya.

Lebih dari itu, revolusi seksual melalui tulisan konsumsi dan pemusnahan dunia nyata lebih merangsang dan memiliki kekerasan bahasa dibandingkan seorang guru sama sekali tidak memainkan suatu mekanisme perlawanan melalui permainan sederhana diantara siswa yang hanya senang menggumuli buku geometri dalam kelas. 

Selain itu, minyak bumi, terorisme, surat berharga, perang, dan buku revolusioner yang bergerak antara luapan kesenangan yang nyaris terlupakan dan di tengah penderitaan massal yang hebat.

Dari sini, tidak ada kesenangan seksual, kecuali tanda keruntuhan nilai dan tamatnya teori ekonomi. Atas nama citra sosial tidak lebih dari kematian sosial (bermain di warung internet sendirian, belanja online, dan sebagainya). 

Tetapi, ada kelainan. “Anda menyumbang dana sosial dari hasil korupsi.” Yang krisis bukan moral. Orang lebih percaya pada pikiran daripada mesin atau tubuh. 

Terus, apa yang dilakukan pikiran jika tanpa mesin atau tubuh? Mesin murni sejalan dengan mesin abstrak (Deleuze-Guattarian). Mesin murni tanpa anatomi, tanpa titik awal dan akhir berdasarkan kalender. Mesin akan melengkapi kenampakan dan kelenyapan realitas.

Mesin bisa hidup karena krisis. Mesin yang melampaui mesin murni. “Mesin dalam mesin.” Pergerakan mesin mistik muncul demi terjalinnya mesin kertas atau tulisan otomatis. Dimana krisisnya di sini? Akal sehat bukan?

Saya kira, mesin mistik konsumsi merupakan takdir bagi kelahiran mesin uang dan mesin tulisan. Mesin uang sebanyak mesin tulisan di bawah sistem kode yang disebut mesin kapitalis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun