Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kuasa sebagai Rezim Kebenaran

21 November 2022   14:55 Diperbarui: 8 Februari 2025   11:32 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata lain, tujuan ilmu pengetahuan tidak lain adalah kuasa. Foucault menunjukkan ciri-cirinya, yaitu kuasa tidak bisa dilokalisasi, merupakan tatanan disiplin dan dihubungkan dengan jaringan, memberi struktur kegiatan-kegiatan, tidak represif tetapi produktif (1980 : 119).  

Foucault juga melihat kebenaran sebagai “penjelasan-penjelasan mengenai produksi, regulasi, distribusi, sirkulasi, dan operasi yang dibangun oleh suatu sistem dari prosedur-prosedur yang telah diatur” dalam kebenaran dipahami sebagai suatu sistem.” “Kebenaran yang berhubungan dalam sebuah relasi sirkuler dengan sistem kuasa yang memproduksi dan menopangnya, dengan efek-efek kuasa yang menginduksi dan menyebarkannya.” Akhirnya, “Sebuah “rezim” kebenaran (1980 : 133). Kebenaran nampaknya sebagai rezim tidak dapat berdiri sendiri tanpa sebuah relasi sirkuler.

Semua diskursus yang mempunyai pretensi objektivitas ilmu pengetahuna adalah diskursus seseorang yang memiliki kuasa. Proses yang membuat subjek menjadi objek mengakibatkan cara baru dalam mengatur dan mengorganisasi lingkup sosial. 

Cara psikiatri mendefinisikan adanya penyakit jiwa membawa pemisahan antara orang gila dan orang normal. Foucault menyusun pengertian yang diberikan dokter mengenai penyakit membawa pemisahan yang dilembagakan dalam bentuk pembedaan orang sehat dan orang sakit, lalu diciptakanlah rumah sakit. 

Kriminologi mengubah konstelasi masyarakat dengan memisahkan antara orang baik-baik dan penjahat, yang dicurigai dan yang tak terbbat. Diciptakannya ‘penjara’ berakibat kuasa yang dijalankan polisi atau penegak hukum lainnya semakin besar. 

Sedangkan mengenai metodologinya, suatu metode efektif untuk memahami kuasa bukan pertama-tama menganalisis kuasa dari rasionalitas internalnya, tetapi lebih dulu mengungkap bentuk-bentuk konkrit penolakan terhadap berbagai kuasa. 

Jadi, kegilaan sesungguhnya adalah bentuk konkret penolakan atas rasionalitas atau kuasa-pengetahuan. Keadaan oposisi dapat saja dilihat sebagai bentuk diferensiasi atas rezim kuasa yang sewenang-wenang.

Kepatuhan diri dimekanisasikan dalam rasionalitas instrumental. Melepaskan kedua jenis rasionalisasi terakhir ini berarti akan lebih efektif dan dianggap hemat harganya dibandingkan pelacakan citra tubuh yang ditandai— insting anjing pelacak hanya mengikuti “bau” atau “jejak-jejak” yang ditinggalkan sasaran buruannya. 

Tetapi, jika pergerakan rasionalisasi formal dan teknik kehilangan kendali melalui mekanisme-mekanisme kuasa, maka seseorang yang berada dibelakangnya akan menjadi mangsa.

Disiplin ternyata sebagai satu dari teknologi kuasa masyarakat modern, sebagai “kuasa norma.” Disiplin dan mekanisme yang didalamnya harus dibedakan dari norma. 

Norma adalah rumusan aturan yang menyatakan nilai bersama yang dihasilkan melalui mekanisme acuan diri dan kelompok. Norma memungkinkan untuk perbandingan dan individualisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun