Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Foucault dan Kuasa sebagai Rezim Kebenaran

21 November 2022   14:55 Diperbarui: 21 November 2022   19:12 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi, jika pergerakan rasionalisasi formal dan teknik kehilangan kendali melalui mekanisme-mekanisme kuasa, maka seseorang yang berada dibelakangnya akan menjadi mangsa.

Disiplin ternyata sebagai satu dari teknologi kuasa masyarakat modern, sebagai “kuasa norma.” Disiplin dan mekanisme yang didalamnya harus dibedakan dari norma. Norma adalah rumusan aturan yang menyatakan nilai bersama yang dihasilkan melalui mekanisme acuan diri dan kelompok. Norma memungkinkan untuk perbandingan dan individualisasi. Sedangkan sasaran disiplin adalah tubuh, yaitu disiplin mengoreksi dan mendidik. Begitulah kebutuhan kita dalam melihat perbandingan dan individualisasi.

Penjara menjadi ruang disiplin karena di balik tembok itu sedang dilaksanakan pembuatan individu. Rezimentasi kuasa lebih digambarkan dalam suatu tatanan disiplin, ia dihubungkan dalam sejumlah jaringan.

Disiplin tidak dapat diidentikkan dengan institusi atau aparat. Disiplin adalah suatu tipe kuasa, suatu modalitas untuk menjalankan kuasa, terdiri dari keseluruhan sarana, teknik, prosedur, tingkat-tingkat penerapan, dan sasaran-sasaran.

Dalam pandangan Foucaul, disiplin merupakan fisik atau anatomi kuasa tidak lebih dari suatu teknologi. Kemajuan tubuh tidak dikendalikan, tetapi dilipatgandakan melalui produksi kebenaran melalui institusi-institusi dengan tujuan tertentu (sekolah, penelitian, rumah sakit). Seseorang yang melakukan atau menderita karena kuasa melalui gugusan-gugusan kuasa lokal yang tersebar (micropowers), seperti keluarga, sekolah-kampus, tempat kursus, barak militer, pabrik, penjara, dan melalui teknik-teknik pendisiplinan.

Disiplin bisa dijalankan oleh institusi-institusi yang sudah terspesialisasi (penjara), atau oleh institusi yang menggunakan disiplin sebagai sarana mencapai tujuan tertentu (rumah sakit, sekolah, atau institusi pendidikan), atau oleh instansi yang menggunakan disiplin sebagai sarana untuk semakin memperkuat dan mengorganisasi kuasa (keluarga, militer, rumah sakit jiwa-psikiatri), atau oleh aparat yang menggunakan disiplin sebagai prinsip berfungsinya organisasi (administrasi sejak zaman kolonial), atau oleh aparat negara yang harus menjamin disiplin masyarakat (polisi melihat orang yang melanggar lalu lintas tidak ada benarnya, kecuali bagi penegak hukum).

Dalam ranah sosial, seperti dalam rumah tangga, satu-satunya ruang seksualitas diakui adalah kamar orang tua, dimana desublimasi represif ditiadakan. Itupun tidak lebih dari masalah kegunaan dan kesuburan. Kemudian, selebihnya harus menghilang; kepantasan sikap menuntut untuk menghindari tubuh, kesantunan kata cenderung membersihkan diskursus.

Kuasa memberi struktur kegiatan-kegiatan masyarakat dan selalu rentan terhadap perubahan. Inilah disebut institusionalisasi kuasa, yakni keseluruhan struktur hukum dan politik maupun aturan-aturan sosial yang mengawetkan suatu dominasi dan menjamin reproduksi kepatuhan. Adakah ciri negatif dari kuasa (kekerasan: fisik, represi atau manipulasi ideologi)? 

Dari sisi keluarga, terutama dalam pasangan berkeluarga berhak merampasnya dan mencerap seluruhnya kedalam keseriusan fungsi reproduksi. Tentang hasrat seksual orang tidak boleh berbicara apa-apa yang berkaitan dengan kewaspadaan orang tua terhadap bahaya seks bebas anak-anaknya (1980 : 120). 

Disitulah pentingnya pendidikan seks keluarga yang dicontohkan oleh orang tua pada anak-anaknya. 

Sebagai produk kuasa, seksualitas mesti diletakkan pada pasangan yang sah sajalah sebagai mitra pencipta dan berhak membuat hukum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun