Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Pembaharuan Pemikiran Islam Mandek di Muhammadiyah?

19 November 2022   17:33 Diperbarui: 12 November 2024   05:59 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Muktamar Muhammadiyah ke-48, di Solo, 2022 (Sumber foto : muktamar48.id)

***

Nah, saya ada secuil cerita. Empat atau tiga hari lagi pencoblosan (Pemilu), 17 April 2019. 

Saya tiba-tiba terkesima dengan diskusi kecil-kecilan dengan teman-teman melalui grup WA, tanggal 13 April 2019. Ada tiga doktor yang terlibat diskusi mini-minian di malam itu. Berikut ini, sekelumit hasil diskusi lewat grup WA.

Hemat saya, dalam Islam sangat menjunjung nilai atau nilai kebebasan (apakah A, B atau C, terserahlah). Dalam Al-Quran: “Laha makatsabat walakum maktastabtum wala tusalunna amma kanu ya’malun ...”. Bukankah pilihan bebas itulah yang akan dipertanggungjawabkan di Yaumil Hisab?

Sebutlah Doktor Said Rijal (nama samaran), yang pertama memantik. Begini pernyataanya. Pilihan bebas setelah menyampaikan yang haq dan yang bathil. Bukan bebas seperti pemahaman kaum Liberal yang menganggap semua pilihan kualitasnya sama.

Saya setuju dari pakar, bahwa X bukanlah tipe pemimpin umat Islam yang ideal. Daripada ... daripada ... lebih baik ... lebih baik ... Begitulah alur logikanya. Karena tidak ada yang lain.

Doktor Nuh Bahrun (nama samaran), bertutur: “Kalau berpikiran waras pilih Z, kemudian kalau berpikiran tidak waras maka pilihannya X.” Terus, saya berkomentar. “Hanya orang tidak waras atau gilalah yang selamat Doktor Nuh.” “Untuk itu sekarang dibuka pemilih sudah masuk daftar pemilih orang gila,” ujarnya.

Saya kira, “kegilaan mampu berpikir tentang sesuatu yang tidak terpikirkan oleh yang lain,” sahutku.

Begitu cermat dari Doktor Umay Luthfi (nama samaran). Apa katanya? “Bukan pemimpin Islam atau bukan. Yang jadi soal bagi saya ada koalisi sebelah yang mengkondisikan untuk paling banyak dua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres/Cawapres), sehingga harus dilawan calon yang mereka usung, semoga kita bisa patahkan kesewenang-wenangan mereka menyusun Undang-Undang.”

Doktor Said Rijal, mengatakan: “Lebih baik mendukung kebangkitan konservatisme Islam daripada mendukung kebangkitan Komunis, Syiah, dan Non Muslim Radikal.”

Giliran saya. “Bisa dimaklumi hal demikian pak Doktor Umay Luthfi.” Cuma ada catatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun