Benda-benda dan kemiripan nilai ilmiah menggambarkan perubahan lingkungan yang dramatis dari sekian juta tahun lalu atas sebuah spesies, yang menyerupai dirinya dengan primata modern.
Kerangka pengetahuan tentang spesies didandani dengan wujud botani dan zoologi. Sejak asal-usul alam terbentuk dengan jejak-jejak dan tanda-tanda melalui penulisan dan dokumentasi, maka spesies berbicara terhadap dirinya sendiri mengenai iklim, temperatur, dan tanah menuju pelestarian biodiversitas, sekalipun “tanpa manusia.”
“Saatnya untuk alam.” Karena ‘alasan masa depan’, umat manusia dibebani oleh bentuk kepedulian terhadap spesies lain.
David Wallace-Wells (2022) mengingatkan, bahwa laju perubahan iklim begitu tajam tidak ditanggulangi secara cepat dan terpadu akan membuat “masa depan iklim nampak berubah kelam daripada hari ini.” Tetapi, lanjutnya, “masa depan iklim lebih bersinar daripada orang yang tidak mengharapkan terjadi peristiwa sebaliknya di masa yang telah berlalu.” Penampilan karbonisasi diubah menjadi dunia yang bergerak lebih cepat dengan dekarbonisasi alam nampak lebih sigap, dibandingkan hanya lamunan. (nytimes.com, 2022/10/26)
Pada satu titik, penampakan wujud menuju sebuah titik permulaan tentang pemikiran.
Titik keseimbangan alam perlu diletakkan diluar diskursus tentang sustainabilitas sejagat.
Paradoks dibalik pelestarian tertuju bukan pada lingkungan hidup atau biodiversitas hutan, laut, air tawar yang kemungkinan tidak terhindarkan.
Hal-hal lain yang dianggap penting dalam pembentukan biodiversitas adalah keterlibatan nama, struktur, karakter, atau jenis pada tumbuh-tumbuhan dan binatang di alam sekitar.
Menjadi satu titik penandaan atas kenampakan benda-benda dengan jejak-jejak dan tanda-tanda yang menyertainya tanpa representasi adalah kehadiran sistem alam.
Selain itu, wujud sub sistem berbalik arah dalam ketidakhadiran lingkungan hidup yang memadai. Suatu pemikiran mengenai biodiversitas sebagai model bagi sustainabilitas lingkungan hidup hanyalah sebagian dari keseluruhan sebuah sistem alam.
Seluruh ancaman kerusakan dan kepunahan spesies di atas bumi yang memerosotkan lingkungan hidup atau biodiversitas akan memengaruhi sistem alam. Semakin parah kerusakan lingkungan hidup atau biodiversitas menjadi prasyarat dari peristiwa kehancuran alam.