Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pajangan, Menatapku Begitu Bernafsu, dan Melecehkanku

11 Oktober 2022   15:05 Diperbarui: 22 Februari 2024   14:31 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu atau lebih penampilan kelamin terpajang. Misalnya apa? Boneka berkelamin anu berdiri di samping etalase sebuah mal di salah satu pusat kota di negeri ini. 

Tetapi, si perjaka tidak tertarik dengan kelamin non-manusia. Suatu keberuntungan, boneka berkelamin tersebut terbalut busana. 

Harap maklumlah, bukan boneka India! Hanya boneka tanpa merek apa-apa. Kapan mulai muncul boneka pajangan tersebut di mal? 

Yang jelas, sekalipun tidak berbalut kain selembar apa pun pada boneka pajangan, terdapat alasan. Pertama, boneka pajangan tanpa busana tidak membuat kita “terangsang,” kecuali penge- mal tertarik pada sampel busana yang menempel di boneka pajangan. Kedua, sejauh ini, belum ada pihak yang menyatakan jika boneka pajangan di mal memiliki hak-hak asasi sebagaimana HAM pada manusia.

Dalam persepsi umum, berbicara tentang kelamin, berarti terikut alat kelamin. 

Satu paket kenormalan melekat pada sebuah tubuh seksual secara biologis.

Berapa banyak mal atau pusat perbelanjaan berskala besar yang menyediakan boneka pajangan yang berkelamin di negeri ini? Belum ada data statistik yang menyebutkannya.

Bagi anak rebahan, mungkin malas nge-mal. Tetapi, orang-orang yang doyan nge-mal ada istilah “cuci mata.” Biar tidak penat melanda, rasa letih pun menyusut. 

Hiburan menjadi salah satu dorongan kawula muda dan orang dewasa. Berkurang atau bertambah jumlah pengunjung mal tidak memengaruhi keberadaan boneka berkelamin.

Di masa pandemi saja diharapkan jangan terlalu lama pembatasan mobilitas. Pinta sekian banyak penge-mal perlahan-lahan terkabul saat terjadi pelonggaran kunjungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun