Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dua Kemiripan Mencuri Perhatian Warganet

2 Oktober 2022   09:05 Diperbarui: 9 Oktober 2022   20:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : tribunnews.com, 28/08/2021

Melewati pertengahan bulan Agustus 2021, kenampakan tampilan mural wajah mirip muncul kembali dalam bentuk lain. Tujuan dan sasaran yang sama.

Mural wajah mirip dilipatgandakan dengan kaus bergambar mirip Presiden Jokowi bertuliskan “404 : Not Found" melalui akun Twitter, yang ditampilkan oleh sosok milenialis. (kompas.com, 20/08/2021)

Kepatuhan individu diciptakan oleh kuasa administratif melalui surat pernyataan tidak mengulang perbuatan yang serupa. 

Padahal, pengulangan tindakan yang sama tidak mesti diperbuat oleh sosok dan  bentuk yang sama.

Tubuh disusupi dan diirisi oleh mural wajah mirip. Ia tidak menjadi “ampas berita”, melainkan tubuh yang meluber dan menantang apa yang ada dihadapannya.

Hingga ritual pemaafan pun berlangsung setelah proses pemeriksaan yang digelar oleh institusi kepolisian setempat.

Ajaibnya, sosok milenialis dibebaskan, tetapi kenampakan mural wajah mirip tidak bisa membebaskan dirinya dari permukaan gambar atau citra yang dipertajam oleh sorotan mata media sosial dengan sekian kali unggahan menyebar keluar berkat permukaan benda-benda di sekitar kita.

Penghapusan demi penghapusan mural dalam kenyataan melahirkan mural wajah mirip lain, yang dibentuk oleh relasi antara ruang ekspresi dan ruang sensor menjadi prinsip permukaan tubuh, kata-kata dan benda-benda yang menyamarkan pelanggaran ambang batas kehidupan. Pelarangan atas obyek mural wajah mirip juga tidak ada ubahnya sebagai ritus kuasa.

Gambar berwarna dan postingan mural wajah mirip lenyap satu muncul yang lain. Terpenting, setiap gambar dan unggahan mural wajah mirip sejak kapan dibuat dan dimana kemunculannya hanya bisa dilacak jejak dan tandanya setelah ia terjatuh dalam kemiripan citra dirinya sendiri.

Kemiripan bukan lagi permainan gambar, kegalauan, dan ekspresi; ia juga bukan ruang privat yang diam dan bisu.

Memanggungnya kemiripan melalui gambar dan unggahan-postingan mural wajah bukan lagi hal-hal yang menguntungkan dan merugikan; ia menjadi kegairahan atau kesenangan yang senyap, tetapi nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun