Nek Guru Jaman saiki
Diminta Bebas Mengajar
Kasus yang serupa dengan kiriman pantun yang pertama tadi. Â Kali ini rima di baris pertama dan ke tiganya yang tidak sama.Â
Sesi lanjutnya adalah sesi tanya jawabi. Berikut adalah lampiran berupa jawaban dari berbagai pertanyaan peserta pertemuan:
1. Apakah jumlah kata dalam pantun, baik sampiran dan isi harus sama? atau yang terpenting akhirannya sama?
Jawaban : Silakan cermati kembali ciri-ciri pantun. Alangkah lebih baiknya jika dalam pantun memakai empat atau lima kata. Mengapa demikian? Karena terkait jumlah suku kata yang akan dihasilkan.
2. Mohon pengalaman Bapak dalam mengajarkan atau mengenalkan pantun untuk didiknya.
Jawaban: Pengalaman mengajarkan pantun untuk anak didik. Sebelum mengenalkan pantun, saya perbanyak perbendaharaan kata. Misal setiap jam istirahat atau pulang sekolah, saya memberi tebakan. Carilah kata yang memiliki bunyi sama. Jika perbendaharaan kata murid sudah lumayan banyak, baru kita kenalkan pantun.
3. Apakah penulisan pantun itu harus selalu bersajak a-b- a-b
Bagaimanakah sebenarnya kaidah dalam berpantun??
Jawaban : Untuk kaidah pantun memang harus bersajak A-B-A-B.