Mohon tunggu...
S BudiSantoso
S BudiSantoso Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis dari kampung

Saya lahir di Semarang, belajar menulis sejak sekolah, lalu menjadi wartawan bagi salah satu media cetak di Semarang (kini nasibnya mulai diambang keruntuhan karena terpaan zaman), bertugas di Jepara selama 17 tahun lebih, dan kini menjadi reporter sebuah media online lokal murianews.com yang berbasis di Kudus.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Dur: "Saya Mau Pipis...."

26 Juli 2019   10:13 Diperbarui: 26 Juli 2019   10:48 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Heli itu berwarna putih, dari tulisannya, terlihat menunjukan bahwa dia adalah milik salah satu perusahaan produsen rokok besar di Indonesia. Mesin yang memekakan telinga itu masih menerbitkan angin besar di sekitar Alun-Alun Jepara. Beberapa detik selanjutnya, sang pilot kemudian turun dan membukakan pintu belakang. Sesosok terkenal itu terlihat dengan kopiah hitam dan kacamata-nya. 

Duduk ditemani seorang muda. Sebagai mantan presiden ketika itu, Gus Dur memang tidak dikawal banyak orang. Di helikopter yang ditumpanginya, ia hanya bertiga. Bersama ajundan dan sang pilot yang mendaratkan kehebohan di Alun-Alun Jepara.

Merasa menjadi bagian dekat dari Gus Dur yang merupakan bapak PKB, si Zakariya Chamim langsung berlari menyusulinya. Menyambut rombongan kecil yang menghebohkan itu. Setelah berusaha memberi penjelasan, bahwa acara kegiatan yang seharusnya dihadiri Gus Dur bertempat di Welahan, Zakariya kemudian berinisiatif menggandeng Gus Dur bersama sang Ajudan. 

Kehebohan di Alun-Alun Jepara tersebut akhirnya menarik perhatian masyarakat yang lewat. Apalagi ketika tahu yang keluar dari Helikopter dan dituntun itu adalah Gus Dur, ulama besar dan sekaligus mantan Presiden Republik Indonesia. Maka yang terjadi adalah kehebohan luar biasa,

Seorang tukang becak tanpa sungkan berlari menyalami dan mencium tangan Gus Dur. Beberapa orang yang ada di Alun-Alun Jepara akhirnya berebut menyalami dan mencium tangannya. 

Salah seorang diantaranya adalah Narto Patih, seorang seniman sekaligus Staff PNS di Setda Jepara. Instingnya sebagai seorang birokrat langsung menginisiasinya untuk menjadi seorang penyambut mewakili Pemerintah Kabupaten Jepara. (Mungkin seperti itu hehehehehe).

Pak Narto Patih ini dengan sigap langsung memerankan beberapa kewenangan sekaligus, sepanjang 30 meter menggandeng Gus Dur menuju pinggiran Alun-Alun Jepara. 

Tanganya mengibas-ngibas bagaikan anggota Linmas yang membuka jalan bagi rombongan tamu penting. Sampai di pinggir jalan, perannya berubah menjadi seorang anggota polantas. Dengan serampangan Narto Patih menyetop sebuah mobil yang lewat di seputar Alun-Alun Jepara saat itu. Sebuah Suzuki Carry yang jauh dari pantas untuk seorang Mantan Presiden berhenti. 

Pengemudinya sepasang orang berseragam PNS terbengong-bengong di dalam kockpit mobilnya saat secara mendadak Narto Patih menghadang di tengah jalan. Raut muka jengkel sempat muncul pada pasangan PNS yang mengendarai Suzuki Carry ini.  

Namun begitu mengetahui seorang Gus Dur akan dinaikan ke mobilnya, mereka tersenyum sangat ramah. Menyilahkan rombongan kecil masuk mobil, dan memperlihatkan mimik muka tak percaya. Antara gembira dan tak percaya. Masa sih mobil ini pantas untuk rombongan ini? Begitu mungkin pikirnya.

Suzuki Carry yang mungkin saat ini menjadi bersejarah itu, akhirnya meluncur ke arah Pendopo Kabupaten Jepara, yang jaraknya sekitar 200-an meter. Didalamnya ada Narto Patih, pemilik mobil, dan Gus Dur bersama ajudan pribadinya. Sementara saya dan Zakariya berboncengan menyusulnya bersama Muhamadun Sanomae, yang sebelumnya secara membabi buta mengambil gambar-gambar bersejarah itu. Dari dalam kabin helikopter, beberapa barang dikeluarkan oleh sang pilot. Diantaranya adalah snack kesukaan Gus Dur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun