Kendatipun kita belum tahu apakah WTO dapat berhasil mengadopsi teks proposal waiver dan bagaimana bentuk akhir keputusannya, namun penulis berpandangan bahwa investasi, dan kolaborasi penelitian dan pengembangan tetap harus menjadi prioritas.
Seberapa canggihnya para negosiator kita membahas proposal waiver di WTO, tanpa adanya kesiapan dalam negeri maka proses diplomasi di Jenewa tidak akan dirasakan betul manfaatnya. Diplomasi memang sejatinya sangat tergantung dari kesiapan dalam negeri.
Indonesia seharusnya mampu bersaing untuk menjadi basis produksi vaksin, obat, bahan baku obat dan alat kesehatan di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebaiknya mengembangkan investasi dan kolaborasi riset pengembangan vaksin, obat, bahan baku obat dan alat kesehatan. Kita perlu mengejar ketinggalan dari VietNam dan Thailand.
Erik Mangajaya Simatupang, pengamat isu kekayaan intelektual dan anggota Asosiasi Pengajar Hukum Kekayaan Intelektual Indonesia (APHKI)
Seluruh pendapat dalam tulisan ini adalah tanggung jawab pribadi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H