Faktor pertama yang penulis sebutkan di atas mungkin sudah tidak menjadi masalah lagi sebab Presiden Jokowi pada tanggal 21 Mei 2021 di KTT Kesehatan Global telah menyatakan bahwa Indonesia ingin menerima investasi dan alih teknologi vaksin. Sebagai negara produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, Indonesia siap untuk menjadi hub produksi vaksin di ASEAN. Isu yang ada adalah bagaimana aparatur pejabat di bawahnya dapat mengimplementasikan arahan Presiden dimaksud.
Upaya menarik investasi industri kesehatan, khususnya vaksin dan obat COVID-19, patut menjadi prioritas nasional. Hal ini perlu menjadi perhatian sebab bila dibandingkan dengan negara lain kawasan Asia Tenggara, harus diakui Indonesia tertinggal di bidang investasi, kolaborasi riset dan pengembangan vaksin COVID-19.
Vietnam telah berhasil membuat beberapa vaksin yang sudah memasuki uji klinis. Vietnam telah memulai uji klinis tahap tiga (tahap akhir) dari vaksin yang diberi nama “Nanocovax”. Vaksin ini berbasis protein rekombinan yang dikembangkan secara mandiri oleh Vietnam Military Medical University. Ditargetkan vaksin akan segera dapat distribusi pada bulan Agustus 2021.
Pembuatan vaksin Nanocovax milik Vietnam lebih cepat daripada pembuatan Vaksin Merah Putih.
Vietnam saat ini sedang melanjutkan tahap kedua uji klinik beberapa vaksin lainnya. Salah satu vaksin yang sudah masuk tahap kedua uji klinis adalah vaksin Covivac berbasis viral vector. Vaksin ini dikembangkan oleh Khanh Hoa-based Institute of Vaccines and Medical Biologicals di bawah Kementerian Kesehatan dengan berkoordinasi bersama PATH dan menggunakan teknologi telur (egg-based vaccine production technology). Vietnam juga akan segera memasuki tahap kedua uji klinis vaksin Vabiotech berbasis teknologi protein subunit hasil kerja sama Vabiotech dengan Bristol University.
Melihat perkembangan produksi vaksin dalam negeri, sepertinya Vietnam akan menjadi negara ASEAN pertama yang secara mandiri berhasil membuat vaksin COVID-19.
Di bidang teknologi vaksin mRNA, Indonesia tertinggal dari negara ASEAN lainnya. Thailand melalui Chulalongkorn University telah mendapat lisensi kerja sama pengembangan vaksin mRNA dengan Pennsylvania University untuk membuat vaksin ChulaCov19. Vaksin ini dikabarkan dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius. Singapura telah memasuki tahap kedua uji klinis vaksin mRNA yang dikembangan Arcturus dan Duke-NUS.
Di bidang investasi vaksin berbasis teknologi mRNA, negara ASEAN lainnya juga lebih maju dari Indonesia. Singapura telah berhasil mendapat voluntary license dari BionTech untuk memproduksi vaksin teknologi mRNA. Produksi vaksin teknologi mRNA ditargetkan pada tahun 2023. Singapura akan menjadi basis produksi vaksin BioNTech di Asia Tenggara. Vietnam juga saat ini berupaya dengan gencar untuk mencari investor dan menyediakan dana bagi pengembangan vaksin berbasis teknologi mRNA.
Fakta di atas seharusnya menjadi wake up call bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan produksi vaksin COVID-19 di kawasan ASEAN. Kemajuan Industri bio-teknologi nasional harus terus ditingkatkan.
Perkembangan Negosiasi
Pembahasan formal teks proposal waiver akan dilakukan pada bulan Juni 2021. Seluruh anggota WTO akan duduk bersama menentukan level of expectation untuk mencapai agreed shared of understanding and value mengenai isu waiver. Diharapkan proses negosiasi dapat difinalisasi dalam WTO Ministerial Conference atau melalui keputusan WTO General Council.