Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Landasan Filosofis Pendidikan Karakter

19 Juli 2024   10:28 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:31 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan karakter menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang diharapkan dapat tertanam kuat dalam diri peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi warga negara yang baik dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa yang lebih baik di masa depan.

3.1. Filosofi Pendidikan Dalam Pendidikan Karakter

Filosofi pendidikan dalam pendidikan karakter merupakan landasan fundamental yang menentukan arah dan tujuan dari proses pendidikan tersebut. Pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk membentuk individu yang berpengetahuan, tetapi juga yang memiliki moralitas tinggi, integritas, etika, dan tanggung jawab sosial. Filosofi pendidikan karakter menggali berbagai gagasan dasar mengenai manusia, pengetahuan, dan nilai-nilai moral yang esensial dalam pembentukan karakter.

Secara umum, filosofi pendidikan karakter dapat ditinjau dari perspektif humanisme, rekonstruksionisme, dan pendidikan progresif. Humanisme menekankan pada pengembangan potensi manusia secara holistik dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan karakter menurut perspektif ini harus mampu memfasilitasi pertumbuhan pribadi dan perkembangan sosial yang seimbang pada setiap individu.

Dalam perspektif rekonstruksionisme, pendidikan karakter berfungsi sebagai alat transformasi sosial. Melalui pendidikan karakter, individu tidak hanya diharapkan menjadi pribadi yang baik, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat. Pengajaran nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan karakter harus relevan dengan tantangan sosial dan kultural yang dihadapi oleh masyarakat pada saat ini.

Sementara itu, pendidikan progresif memandang pendidikan karakter sebagai proses dinamis yang harus adaptif terhadap perkembangan waktu dan konteks kultural. Hal ini berarti pendidikan karakter harus terus memperbarui pendekatan dan metodenya agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Filosofi ini mengajak pendidik untuk tidak hanya menanamkan nilai-nilai yang dianggap baik, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi aktif dalam membentuk nilai-nilai tersebut.

Dengan demikian, filosofi pendidikan dalam pendidikan karakter memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidimensional. Filosofi ini tidak hanya menekankan aspek pengetahuan, tetapi juga pengembangan moral dan sosial dengan tujuan akhir menciptakan individu yang berkarakter kuat dan bertanggung jawab dalam komunitasnya.

3.2. Filosofi Keteladanan dan Moralitas

Keteladanan dan moralitas merupakan inti dalam pendidikan karakter yang efektif. Keteladanan adalah proses di mana seorang pendidik, sebagai sosok yang dihormati dan dipercaya, menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang diajarkan. Filosofi keteladanan menekankan bahwa perilaku seorang pendidik memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan karakter peserta didik.

Dalam konteks moralitas, pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya memahami prinsip-prinsip moral, tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Moralitas melibatkan pemahaman tentang apa yang benar dan salah serta komitmen untuk bertindak sesuai dengan pemahaman tersebut. Hal ini meliputi aspek-aspek seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan rasa hormat terhadap orang lain.

Filosofi keteladanan dan moralitas menggarisbawahi pentingnya internalisasi nilai-nilai melalui pengalaman langsung dan peran aktif dari pendidik. Pendidik diharapkan tidak hanya menyampaikan ajaran moral secara teoritis, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam praktik. Sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil oleh pendidik menjadi cermin yang dilihat dan ditiru oleh peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun