Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Belajar dari Nikmatnya Secangkir Kopi #7

15 Januari 2024   11:04 Diperbarui: 15 Januari 2024   11:58 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cheers," kata Agnes sambil mengangkat cangkirnya.

"Cheers," sahut Fajar, daya saingnya melunak dalam ritual persahabatan ini.

"Cheers," ulang Aditya, dan mereka minum.

Rasanya sungguh luar biasa---kaya, berani, dengan sedikit sentuhan liar dan liar. Seolah-olah kopi itu sendiri menceritakan kisah tentang negeri yang jauh dan tangan-tangan yang memeliharanya dari bumi hingga ke cangkir.

"Menakjubkan," gumam Aditya, kata-katanya nyaris tidak terdengar seperti bisikan.

"Hasil karyamu," kata Agnes, dengan bangga mengucapkan kata-katanya.

Upaya tim, tambah Fajar sambil menepuk bahu Aditya dengan kuat.

Dengan setiap teknik baru yang mereka coba, sore hari semakin memudar, perlahan-lahan memasuki malam hari. Mereka menertawakan upaya yang gagal, mengagumi ramuan yang berhasil, dan melalui semua itu, Aditya merasakan perluasan batin. Setiap tawa, setiap tegukan, setiap wawasan yang dibagikan adalah lapisan yang terkupas, mengungkapkan bagian dari dirinya yang belum dia ketahui keberadaannya.

Aditya menyadari bahwa kehangatan yang mengisi dirinya bukan hanya dari kopinya saja---tetapi adalah pancaran persahabatan, panasnya tantangan yang dihadapi, dan potensi yang membara dari apa yang ada di depan.

Matahari terbenam di bawah cakrawala, mewarnai langit dengan guratan jingga dan ungu saat Aditya, Agnes, dan Fajar keluar dari kedai kopi. Udaranya sejuk, membawa janji malam saat mereka berjalan menyusuri jalan berbatu yang dipenuhi galeri dan butik.

"Aditya," kata Agnes, suaranya bagaikan melodi yang menari tertiup angin senja, "ada galeri seni di dekat sini. Galeri itu menampilkan karya-karya kontemporer. Saya rasa Anda akan menghargai kedalamannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun