Status Asmoro yang melecehkan itu segera disambar oleh Marsha dengan peluru-peluru huruf yang menunggu waktu untuk ditembakkan. Seharian Asmoro mendekam di pesembunyian, padahal biasanya 27 x sehari Asmoro meng-update status untuk penggemar-penggemarnya. Marsha bukan perempuan bodoh. Dia sudah lama memperhatikan sepak terjang Asmoro yang selalu seenaknya melecehkan kaumnya. Dan Asmoro harus diberi pelajaran.
Bagi laki-laki seperti Asmoro, status seperti itu biasa. Ia kerap menulis status-status curhatan hati yang bernuansakan sensualisme tentu saja, sebagai ciri khasnya, dan menghadiahi status-status itu kepada seseorang yang diharapkannya “mengerti”.
Tapi, tidak demikian bagi Marsha. Status itu dilahapnya dengan sebuah penjabaran yang cukup pedas kepada Asmoro. Asmoro kelimpungan. Ia tidak menyangka umpannya dimakan habis langsung di lapaknya. Tadinya ia hanya mengira, Marsha akan merasa tersindir saja, dan palingan hanya membuat status balasan di lapaknya sendiri. Tapi ini tidak. Lapaknya KEBAKARAN!
Jari-jari kepoh ingin tahu berdatangan membanjiri lapak Asmoro dan Marsha membiarkannya. Teman-teman perempuan Asmoro yang setuju dengan kick-out mematikan Marsha menyeberang ke kubu Marsha. Asmoro semakin kepanasan. Darahnya mendidih hingga kepala, tapi apa daya jarinya keluh. Otaknya penat. Apa yang dituliskan Marsha menghantam telak jantungnya. Penyangkalan yang dibuatpun hanya membuatnya menjadi bertambah bodoh dan malu. Arghh.. Marsha memang cerdas. Ia sudah mengantisipasi semua kemungkinan penyangkalan itu. Pernyataan-pernyataan Asmoro berikutnya pun menyerang dirinya sendiri. Asmoro GALAU BERAT! Marsha sukses merubah status Asmoro dari seorang WOMANIZER menjadi GALAUNIZER meski hanya sesaat.
Kesimpulan :
Saya yakin, laki-laki seperti Asmoro pasti banyak. Perempuan-perempuan tegas dan berani seperti Marsha juga pasti banyak. Tapi, perempuan-perempuan yang hanya menyimpan kemarahan dalam hati, hanya membuat status balasan dan curhat dengan teman-teman sehati juga banyak. Lalu, bagaimana dengan perempuan-perempuan yang tidak sadar bahwa mereka secara seksual dilecehkan di media social?
Semua kembali pada kalian sendiri menyikapi fenomena ini.
Apakah akan mengikuti langkah Marsha yang teguh dan tegas tidak mentoleransi segala bentuk pelecehan terhadap dirinya dan berani memberi pelajaran pada laki-laki kurang ajar seperti Asmoro agar kapok dan lebih menghargai perempuan?
Apakah akan menjadi perempuan yang hanya menyimpan kemarahan dalam hati, menghapus pelan-pelan virus Asmoro di friendlistnya?
Apakah akan menjadi perempuan yang hanya membuat status tandingan yang menyindir balik, dan belum tentu tepat sasaran, yang palingan hanya membuat orang puas membaca infotaintment gratisan?
Ataukah menjadi perempuan-perempuan yang membiarkan saja. Yang penting asyik-asyik aja. Hari gini serius amat? Media social kan buat seneng-seneng aja kaleeeee.