Hiyyyy jijay aku membacanya satu persatu.
Dan, kalau kalian rajin membuka profile siapa pemilik tulisan-tulisan sensual itu, kalian akan terkejut lagi. Pemiliknya tidaklah rupawan. Tidak juga gagah. Berduit? Belum tentu. Kok penggemarnya bisa ribuan? Hellooooooo Ladies! Kalian sedang dilecehkan, tapi mengapa kalian senang-senang saja?
* * * *
Ilustrasi 2 : From Womanizer to Galaunizer
Asmoro menarik nafas panjang. Hari itu sungguh berat. Marsha melakukan pembalasannya. Ini semua berawal dari sebuah kesalahan kecil. Kesalahan strategi!
Asmoro hanya ingin memberi tahu Marsha, bahwa sebagai laki-laki ia bukanlah laki-laki yang lemah yang harus tunduk dan setuju pada setiap kata-kata yang diketik Marsha pada status-statusnya. Yah satu bulan terakhir ini, Asmoro dan Marsha memang kerap berbeda pendapat. Tapi, semua juga sudah tahu siapa Marsha. Ia perempuan yang keras hati dan berprinsip. Marsha tidak pernah takut menyuarakan fikirannya bila melihat / mendengar hal-hal yang mengusik hati nuraninya. Dan Marsha juga tidak pernah gentar mempertahankan prinsipnya meski ia didebat oleh teman-teman berbeda pandangan dengannya. Banyak teman laki-laki Marsha menjuluki ia ‘The Iron Lady versi Buku Muka.’
Hari itu, tepat jam 1 malam, Asmoro meng update sebuah status. Rupanya perdebatan-perdebatan terakhir dengan Marsha cukup mengganggu fikirannya.
Satu bulan belakangan ini kita selalu berselisih pendapat. Entah karena dirimu yang sulit memahami makna tulisanku atau aku yang enggan memuaskan egomu.
Bukankah tahun kelahiran dan rasi bintang kita sama.?? Watak kita juga tak beda jauh. Kita sama, mampu membaca pikiran orang lain, menafsirkaÂn keadaan, dan lihai meraba perasaan lawan jenis.
Satu hal nyata yang menjadi pembeda antara kau dan aku hanya jenis kelamin. Kau perempuan dan aku laki-laki. Lantas mengapa kau boleh tau segalanya dan aku harus tunduk kepada senyum mesra dan lekuk tubuh molekmu, dan kita berbaring di peraduan?
Bahagialah saat aku bersyukur mengenalmu hanya di dunia maya. Oh iya.. lain waktu silahkan kau ambil karakterku menjadi tokoh protagonis atau antagonis di novel yang kau tulis. Aku sudah mulai terbiasa mengenalmu sebagai perempuan yang selalu mendapatkan apa yang di inginkan.
Dan Asmoro tak pernah menyangka sebelumnya bahwa Marsha memang telah menunggu saat-saat ini. Saat dimana ia bisa menghantam Asmoro dengan kalimat-kalimat pedasnya, sekaligus mengembalikan fikiran warasnya yang selama ini entah hilang kemana. Marsha menemukan momentnya.