Mohon tunggu...
Erica AuliaWidiani
Erica AuliaWidiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer - Content Creator - Businesswoman

Nama Lengkap : Erica Aulia Widiani | Seorang mahasiswa, menyukai tulis menulis dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perubahan Kondisi Otak Akibat Luka Batin, Dampak Trauma Emosional terhadap Kesehatan Mental dan Neurologis

17 Oktober 2024   13:05 Diperbarui: 17 Oktober 2024   13:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto oleh Maria Eduarda Loura  Magalhes 

Perubahan Otak Akibat Trauma Emosional

Trauma emosional tidak hanya berdampak pada perasaan dan perilaku seseorang, tetapi juga mengubah cara kerja otak. Tiga bagian otak yang paling terpengaruh oleh trauma emosional adalah amigdala, hipokampus, dan prefrontal cortex.

  1. Amigdala: Pengendali Respons Emosi

Amigdala adalah pusat pengolahan emosi di otak. Ini adalah bagian dari sistem limbik yang berperan dalam mengenali bahaya dan memicu respons "lawan atau lari" saat seseorang merasa terancam. Pada individu yang mengalami trauma, amigdala menjadi lebih aktif secara berlebihan, menyebabkan mereka sering merasa waspada atau takut, bahkan dalam situasi yang aman.

  • Studi Kasus: Seorang tentara yang kembali dari perang mungkin terus merasakan ketakutan berlebihan saat mendengar suara kencang seperti kembang api atau petasan. Ini karena amigdala mereka telah beradaptasi untuk bereaksi terhadap ancaman selama di medan perang, dan respons ini tetap ada meskipun mereka sudah berada di lingkungan yang aman.

  1. Hipokampus: Pusat Ingatan dan Stres

Hipokampus adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk pembentukan memori dan pengelolaan stres. Trauma emosional dapat menyebabkan penyusutan hipokampus, yang mengakibatkan gangguan memori dan kemampuan belajar. Individu yang mengalami trauma sering kali kesulitan mengingat detail dari pengalaman baru, atau merasa cemas setiap kali mencoba mengingat kembali peristiwa traumatis.

  • Studi Ilmiah: Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience menunjukkan bahwa individu yang mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) memiliki volume hipokampus yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki PTSD. Ini menunjukkan bahwa trauma kronis dapat merusak kemampuan otak untuk memproses informasi baru dan mengelola stres secara efektif.

  1. Prefrontal Cortex: Pengendali Pengambilan Keputusan

Prefrontal cortex adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif, seperti pengambilan keputusan, kontrol emosi, dan perencanaan ke depan. Ketika seseorang mengalami trauma emosional, prefrontal cortex cenderung tidak bekerja secara optimal, menyebabkan mereka sering mengambil keputusan impulsif atau mengalami kesulitan mengendalikan emosi.

  • Studi Ilmiah: Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa individu dengan trauma kompleks memiliki aktivitas yang lebih rendah di prefrontal cortex, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap perilaku impulsif dan tidak rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun