Trauma Kronis: Merupakan jenis trauma yang terjadi secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Misalnya, kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan seksual yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Trauma Kompleks: Ini adalah kombinasi dari trauma akut dan kronis, di mana seseorang menghadapi serangkaian peristiwa traumatis yang terus-menerus dan menumpuk. Trauma kompleks dapat memiliki dampak jangka panjang yang sangat merusak, baik secara mental maupun fisik.
Gejala Luka Batin:
Individu yang mengalami luka batin dapat menunjukkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung pada tingkat keparahan traumanya. Beberapa gejala umum meliputi:
Emosional: Perasaan cemas, depresi, atau mudah marah. Perubahan suasana hati yang ekstrem juga sering terjadi, di mana individu merasa sangat gembira pada satu saat, namun bisa sangat terpuruk di saat berikutnya.
Fisik: Gangguan tidur seperti insomnia, mimpi buruk, atau rasa letih yang berkepanjangan. Gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, juga bisa muncul akibat trauma emosional.
Kognitif: Kesulitan berkonsentrasi, merasa bingung, atau sering mengalami flashback dari peristiwa traumatis. Individu yang mengalami trauma sering kali kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas sehari-hari karena otak mereka terus-menerus mengingatkan mereka pada pengalaman menyakitkan.
Contoh Kasus Nyata:
Seorang wanita yang selamat dari kecelakaan mobil besar mungkin mengalami trauma emosional yang mendalam. Meski secara fisik ia sudah sembuh, perasaan takut saat mengemudi atau bahkan melihat kendaraan besar di jalan bisa tetap ada. Trauma tersebut memengaruhi kemampuannya untuk berkendara dengan tenang, memicu kecemasan berlebihan setiap kali ia harus berada di jalan raya.
2. Bagaimana Luka Batin Mempengaruhi Otak?