Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Misteri Lenyapnya Mahasiswa KKN di Pedalaman Sukabumi

20 Juni 2024   18:13 Diperbarui: 20 Juni 2024   18:51 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ampun Sal, ampun, apa salahku, kenapa kamu jadi begini?” teriak Ezar sambil berusaha menghindar.

Aku tidak peduli dengan ucapannya. Aku terus menghantamkan pisau ke tubuh Ezar sampai ketua kelompok KKN-ku itu lemas tak berdaya. Wajah dan bajuku penuh dengan bercak darah. Aku teriak sekencang-kencangnya sebelum aku tak sadarkan diri setelahnya.

Hari ke-30 KKN, hari terakhir di Sukabumi

Pak Rangga memapahku masuk ke dalam mobil. Pak RT menjabat tangan Pak Rangga erat-erat dengan raut wajah penyesalan. Langit muram, gerimis mengundang. Aku dan Pak Rangga meninggalkan Sukabumi dengan wajah yang muram. Mobil melaju menjauhi tubuh Pak RT yang perlahan membuka kopiah di kepalanya.

***

Sudah 16 tahun berlalu sejak kejadian naas itu. Aku tidak bisa melupakan keenam temanku saat di pedalaman Sukabumi. Sampai saat ini aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Semoga kalian semua memaafkan kesalahanku.

Aku ingin sembuh.

“Minum obat dulu, yuk, bu!” pinta dokter padaku yang sedang melamun di atas kursi roda.

Aku hanya tersenyum dengan tatapan yang kosong—dengan jas almamater terpasang di badanku.

SELESAI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun