Jakarta, Juni 2024
Andaikan saja 16 tahun lalu aku menyadari bahwa perjalanan kami itu adalah sebuah kesalahan, mungkin aku tidak akan kehilangan mereka. Aku sama sekali tidak pernah menyangka bahwa kegiatan KKN yang sangat aku nantikan akan menjadi sebuah tragedi yang tidak bisa kulupakan seumur hidup.
Maafkan aku teman-teman...
Bandung, Juni 2008
Suasana Bandung pagi ini begitu dingin ditambah hujan yang membasuh bus rombongan mahasiswa KKN. Aku sudah tidak sabar untuk menapaki tanah Sukabumi tempat aku dan keenam temanku mengabdi. Kami ditempatkan di pedalaman Sukabumi dengan Pak Rangga sebagai dosen pembimbingnya.
Meskipun sangat antusias, namun aku merasakan hal yang kurang nyaman. Entah mengapa, sejak mimpi buruk semalam, aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam perjalananku kali ini. Tapi aku berusaha membuang pikiran buruk itu dan fokus untuk mengabdi.
“Hei, Salsa, kenapa ngelamun terus dari tadi, kamu lapar?” Pak Rangga memecah lamunanku di balik jendela bus.
“Ah, enggak kok pak, aku cuma kurang tidur aja kayaknya,” jawabku seadanya dengan senyum sopan.
Pak Rangga hanya mengangguk dan kembali ke tempat duduknya di belakang setelah sebelumnya berkeliling memeriksa mahasiswa. Kala itu jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, namun langit cukup muram karena cuaca buruk.
Enam jam lebih kemudian, aku, Pak Rangga, dan keenam temanku yang lain baru tiba di lokasi KKN. Kebetulan timku menjadi tim terakhir yang tiba di lokasi KKN. Beberapa tim lain yang juga satu bus denganku sudah lebih dulu turun karena lokasi yang tidak begitu jauh.