Â
Saat menyerahkan makan siang ke ruangannya, JK mengucapkan terima kasih dengan ramahnya. Dan Yerma merasa JK makin aneh ketika didapatinya tanpa sengaja lelaki itu mencuri pandang ke arahnya melalui cermin di wastafel saat cuci tangan. Tanpa menunggu lebih lama, Yerma langsung berpamitan. Â
Â
Hari-hari berikutnya, si JK makin sering minta dibungkuskan makan siang pada Yerma. Dan banyak yang bilang JK sekarang jarang marah-marah lagi. Yerma mau melenyapkan pikiran bahwa perubahan JK itu tersebab oleh dirinya, bahwa JK sedang bahagia karena mulai jatuh cinta padanya. Itu sungguh sinting. Ia tahu bahwa meskipun masih muda, JK sudah punya dua anak. Dan lagi, bagi Yerma, kepercayaan yang diberikan Yos padanya sangatlah besar dan mahal.
Â
Juan Kareem pasti lebih sinting dari Don Juan jika dia berpikir untuk memanfaatkan kantong tebalnya untuk memikat istri orang. Meskipun bukan pahlawan publik, JK setidaknya pernah muncul di majalah perbukuan sebagai orang buku yang punya visi, idealisme, dan integritas moral.
Â
Namun, sore itu sehabis jam kerja saat Yerma dipanggil JK ke ruangannya, Yerma mulai kesulitan untuk membayangkan  kata-kata semacam "idealisme" atau "integritas" itu melekat pada diri JK. Pada mulanya JK saat itu memang mengeluhkan tentang nasib dunia penerbitan di sebuah negara yang brengsek. Tetapi entah bagaimana caranya, JK pada ujung-ujungnya berkeluh tentang masalah rumah tangganya.
Â
Yerma paham apa artinya jika seorang laki-laki mengeluhkan pasangannya pada perempuan lain. Yerma tak akan jatuh kasihan pada ular biludak. Maka ia menjawab, "Pak Juan, Anda seharusnya pergi pada psikolog. Atau menulis surat ke kolom konsultasi rumah tangga. Saya tak buka praktik, Pak! Selamat sore!" Yerma berdiri. Namun dengan sigap tangan JK yang kukuh menangkap pergelangan Yerma.
Â