Mohon tunggu...
Rahmad Widada
Rahmad Widada Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, penyunting buku. Publikasi: 1. Saussure untuk Sastra (metode kritik sastra). 2. Gadis-gadis Amangkurat (novel) 3. Jangan Kautulis Obituari Cinta (novel). 4. Guru Patriot: Biografi Ki Sarmidi Mangunsarkoro.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan di Titik Koma

24 Oktober 2022   16:28 Diperbarui: 24 Oktober 2022   16:30 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ruang pamer" adalah sebuah almari kabinet di ruang redaksi yang di dalamnya dipajang buku-buku dalam keadaan terbuka. Di atas halaman buku-buku itu, coretan-coretan tinta warna merah seolah meneriakkan cemoohan JK, seperti "Best teler!", "Buku terba(l)ik 1999!", "Buku terlarang!", "Buku kecil, salah besar!", "Buku termahal (Rugi 50 juta, Broer)!", "Buku tahan banting!"  Dan untuk buku baru dengan daftar isi di halaman kiri itu, JK menulis "Master Piss, Buku Kiri Baru!" JK memang gemar mencemooh. Mungkin hal itu adalah ekspresi yang tak disadarinya sebagai anak dari pemilik perusahaan. Di luar itu, ia berusaha keras menunjukkan bahwa ia pantas menjadi kepala editor Gabriel Books ---bukan karena dia adalah anak sang pemilik, melainkan karena kapasitasnya (JK "lulusan Amerika" dan pernah magang pada penerbit internasional).

 

Setiap kali Yerma membaca tulisan "Master Piss" itu, bayangan kegagalan masa percobaan bertumbuh besar di kepalanya. Karenanya, Yerma bekerja lebih cermat. Halaman-halaman proof itu dibacanya lagi dan lagi meskipun kadang membuatnya mual.  

 

Namun, nyaris di tiap buku terbaru berikutnya JK masih saja dapat menemukan tanda titik yang hilang, tanda koma yang tidak pas, spasi yang berlebih, kesalahan penggalan, dan kesalahan-kesalahan lain serupa itu. Lalu seperti gaya bahasa seorang kolumnis sohor, JK sering berkata gusar, "Gabriel Books tak menuntut Anda bekerja perfect, tanpa noda. Kita tahu, itu mustahil. Hanya Tuhan yang bekerja macam itu! Tapi, tolong, berkhidmatlah pada perkara kecil. Belajarlah untuk peka pada detail. Sebab dengan begitu, artinya kita tengah membangun kebesaran. Jadi, saya tak ingin lagi ada penggalan yang tidak pas, ejaan yang salah kaprah, dan kesalahan serupa yang terus diulang-ulang!"

 

Maka memasuki kerja bulan ketiga, Yerma mulai membawa pulang dumi buku untuk diperiksanya di rumah. Yerma benar-benar tak ingin melewatkan satu titik pun sehingga suaminya sering cemburu pada halaman-halaman proof itu. Kepadanya, Yerma berkata bahwa malam-malam yang lebih indah akan menjadi milik mereka begitu masa percobaan itu habis. "Toh, tinggal tiga bulan," tambahnya.

 

Namun, tiga bulan adalah waktu yang cukup panjang, sedangkan momentum berhitung dalam detik. Pagi harinya, persis setelah malamnya Yerma menenangkan suaminya tentang penantian yang tinggal tiga bulan itu, JK memintanya masuk ke ruang kepala editor. Yerma sedikit heran, sepagi itu, bahkan sebelum karyawan-karyawan lain datang, JK telah duduk di ruang kerjanya dengan buku-buku terbuka dan komputer menyala di mejanya.

 

"Yerma, saya dengar dari Bung Noorham, Anda sering membawa pulang pekerja-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun