Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Yaqowiyu Ki Ageng Gribig Terus Dilestarikan Airlangga Hartarto

25 Januari 2021   12:12 Diperbarui: 25 Januari 2021   12:23 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi yaqowiyu di Jatinom sudah berlangsung ratusan tahun. (foto: Dinas Pariwisata Klaten)

Selama kurun waktu 2017 hingga 2018 tersebut, Airlangga Hartarto juga membangun amphitheater yang dipergunakan untuk pengajian dan sholawat lengkap dengan sound system modern.

Namun makam salah satu ulama besar di Jawa itu memang tak dipugar seluruhnya oleh Menko Perekonomian RI itu. Khususnya arema pemakaman yang tetap seperti aslinya. Pintu masuk ke makam yang relatif cukup kecil tetap dipertahankan. Untuk masuk ke pemakaman, orang dewasa memang harus menunduk untuk bisa melewati pintu kecil itu karena relatif pendek.

Menurut cerita penduduk sekitar, ini adalah bentuk penghormatan kepada Ki Ageng Gribig. Jika orang ingin "sowan" atau masuk ke pemakaman, maka mau tak mau, harus merunduk di pintu masuk. Bentuk nisan dalam pemakaman pun tak diubah atau masih menyerupai aslinya.

Pintu makam  Ki Ageng Gribig masih Asli. (foto: aroeng binang)
Pintu makam  Ki Ageng Gribig masih Asli. (foto: aroeng binang)

Keturunan Raja Besar

Dalam buku Muhammadiyah Setengah Abad 1912-1962 terbitan Departemen Penerangan RI disebutkan bahwa Ki Ageng Gribig masih keturunan Maulana Malik Ibrahim yang berputra Maulana Ishaq, kemudian berputra Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri), kemudian berputra Maulana Muhammad Fadhillah (Sunan Prapen) yang berputra Maulana Sulaiman alias Ki Ageng Gribig.

KH Achmad Dahlan yang bernama lahir Muhammad Darwis pendiri Muhammadiyah itu masih keturunannya Ki Ageng Gribig. Begitu pula dengan R. Hartarto dan Airlangga Hartarto yang nyata adalah keturunan wali, kiai besar bahkan masih pula keturunan raja-raja Jawa.

Hal ini dimungkinkan karena Ki Ageng Gribig menikah dengan adik dari Sultan Agung, Raja Mataram, yang bernama Raden Ayu Emas Winongan. Jika ditarik benang, maka Airlangga Hartarto  memiliki garis silsilah sebagai keturunan Panembahan Senopati, raja pertama Mataram. 

Dari berbagai sumber Ki Ageng Gribig sendiri masih keturunan Brawijaya V, raja terakhir dari Majapahit. Ini semakin menguatkan alasan jika Airlangga Hartarto juga bagian dari keturunan raja besar di Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun