"Halo...anybody there..??"
"Oh, sorry..."
"Bisakah...?" Suara Adrian terdengar memohon. Nina menghela nafas. Menepis sebuah nama yang muncul di harapan nya. 'kenapa bukan kamu yang memohon seperti Adrian...?'
"Okeh..." Ujar Nina.
"Ow, great! aku tunggu di kedai kopi tempat kamu biasa dengan Bianca ya. Jam 6 sore. sampai ketemu nona manis." Klik. Telefon mati. Nina belum sempat mengucap protes tentang tempat bertemu mereka. Dia memang pernah bercerita tentang tempat diri nya dan sahabatnya Bianca sering menghabiskan waktu, sekedar ngobrol, menyelesaikan pekerjaan, atau cuma melamun berdua. Kedai kopi itu istimewa hanya untuk hari nya bersama Bianca, bukan dengan orang lain. Dia bahkan tidak pernah mengajak orang lain untuk menghabiskan waktu di tempat itu, tempat dimana dia sering berimajinasi tentang cinta nya dan tentang lelaki itu.
17.25 wib
"Ada waktu sore ini?, aku mau bertemu."
Sebuah pesan masuk di ponsel Nina. Dan gadis itu hampir mematung membaca pesan dan nama pengirimnya.
"Lionel" Setelah hampir setengah bulan tidak ada kabar atau basa basi sedikitpun, hari ini lelaki itu mengajaknya untuk bertemu, dan rencana pertemuan yang ketiga, setelah pertemuan pertama dan kedua gagal, karena lelaki itu tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya.
"Maaf, kalau tidak bisa tidak apa apa. Aku hanya ingin menebus pertemuan kita yang kemarin batal, dan karena aku juga ingin bertemu dengan mu."
"Bisa, aku ada waktu." Dengan cepat Nina membalas pesan Lionel.