Keripik pisang khas Gang PU selama ini memang bukan hanya terkenal di masayarakat lokal, namun juga terkenal di kalangan para wisatawan.
Harga keripik pisangnya yang lumayan miring dibandingkan toko oleh-oleh dan swalayan, membuat pembeli dan penggemar keripik pisang menyerbu sentra keripiik pisang yang sudah ada  sejak 2006. Apalagi pembelian bisa dilakukan sesuai kebutuhan pembeli, karena memang dijual kiloan. Walau tetap ada berbagai ukuran kemasan dengan harga yang berbeda.
Keripik pisang gang PU Â ini juga terkenal tidak keras, tidak mudah hancur dan memiliki rasa yang sangat bervariasi. Mulai keripik rasa cokelat, jagung, green tea, orijinal, keju, susu, stroberi, melon, balado, jagung bakar dan kopi. Sedangkan untuk pisangnya menggunakan pisang lokal Lampung yang memang sudah terkenal sejak lama.
Sentra UMKM di Gang PU tidak hanya menjual keripik pisang. Varian keripik singkong/ubi, lempok durian (dodol), kemplang, sambal Lampung kemasan dan lainya juga tersedia.
Digitalisasi UMKM dan Inklusi Keuangan
Namun pandemi  sudah bisa dikatakan berlalu. Ekonomi lampung juga mulai berjalan lagi termasuk para pedagang di Gang PU tadi.  Kini yang datang adalah ancaman resesi di 2023. Resesi yang sudah menjadi berita yang mencemaskan banyak orang.
Banyak orang yang menerka-nerka apakah resesi dan krisis ekonomi akan separah 1997-19998 atau krisis ekonomi 2008?
Bahkan Presiden Jokowi menyebutkan ekonomi dunia akan gelap di 2023 dan hanya negara-negara tertentu yang bakal selamat dari kegelapan. Menteri Keuangan Sri Mulyani, malah menyebutkan sebanyak 28 negara meminta pertolongan kepada IMF untuk dibantu perekonomiannya.
Menkeu juga menyebut-nyebut, tantangan ekonomi global yang kompleks ini  tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri saja. Dibutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang menguasai 85 persen perekonomian dunia. Presidensi G20, misalnya menjadi salah satu solusinya.
Selain dari aspek kebijakan, digitalisasi UMKM, mungkin juga merupakan solusi bagi ancaman krisis global ini.
Seperti yang sudah kita ketahui, sejak dulu UMKM bisa dikatakan tahan badai krisis. Misalnya ketika krisis 1998 dan krisis 2008 di mana masih banyak UMKM yang mampu dan beratah. Namun, dikala pandemi, karena semua sangat terdampak, sedikit banyaknya UMKM juga banyak yang terpaksa gulung tikar.
Secara definisi, digitalisasi UMKM bisa dikatakan sebagai adanya integrasi artinya mengintegrasikan teknologi dalam seluruh kegiatan bisnis UMKM tersebut.