"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi ini sebagai perhiasan baginya agar kami menguji mereka, siapa di antara mereka yang terbaik perbuatannya." (Q.S. Al-Kahfi: 7).
Terkait masalah tsb., Rasulullah S.a.w. dalam Kitab Ihya' Â Ulumuddin-nya Imam al-Ghazali berkata: "Jika kamu ingin dicintai Allah, maka jauhilah keduniaan, niscaya Allah mencintaimu."
Sabar menurut  Al-Quran adalah Menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap Ridha Allah SWT. Sabar merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh orang beriman, karena kesabaran adalah kunci kemenangan.
Menurut  Imam al-Ghazali sabar terhadap kesenangan itu lebih berat. Orang yang lapar ketika tidak ada makanan lebih dapat bersabar daripada ketika terhidang di hadapannya makanan yang lezat dan ia mampu menyiapkannya kemudian ia bisa bersabar untuk tidak berlebih-lebihan atasnya.
Tawakal berasal dari bahasa Arab yang berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah  dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Sementara Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakal sebagai menyandarkan kepada Allah S.W.T. tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Secara bahasa, Ikhlas artinya membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi maupun immateri). Adapun berdasar terminologi yaitu membersihkan hati supaya menuju kepada Allah  semata, dengan kata lain dalam beribadah hati tidak boleh menuju kepada selain  Allah.
Menurut ajaran tasawuf ikhlas merupakan kesucian hati dalam beribadah atau beramal untuk menuju kepada Allah. Ikhlas adalah suasana kewajiban yang mencerminkan motivasi batin ke arah beribadah kepada Allah dan kearah membersihkan hati dari kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang tidak menuju kepada Allah.
Dengan satu pengertian, ikhlas berarti ketulusan niat untuk berbuat hanya karena Allah.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas,  gambaran tentang bagaimana peranan tasawuf dalam membentuk pribadi yang kuat bagi pemimpin atau rakyatnya dari segala tipu-daya kemewahan dunia yang akan membawanya kepada kehinaan baik di dunia  maupun di akhirat.
Namun dalam hal ini, bukan berarti tasawuf tanpa cela.