Mohon tunggu...
Endang Yusro
Endang Yusro Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Sekolah SMAIT Bait et-Tauhied Kota Serang, Pengurus ICMI Orwil Banten, Dosen STIT Serang, Founder Mata Pena

Menulis: Politik, Agama, Olahraga, Pendidikan, dll.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jalan Sufi sebagai Solusi Kebangsaan

23 September 2022   00:25 Diperbarui: 23 September 2022   00:27 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keenam, kejujuran dalam maqam agama, yaitu peringkat tertinggi dalam derajat kejujuran yang meliputi: maqam takut (khauf), harapan (raja'), cinta (hub), ridha, tawakal dan lain-lain.

Seluruh maqam tersebut memiliki titik tolak, hakikat dan puncak akhir (klimaks). Sebab dinyatakan pula, "Ini adalah rasa takut yang benar (al-Khauf al-Shdq)", dan "Ini adalah kesenangan yang jujur/benar (al-Shahwah al-shdiq). Inilah tingkatan-tingkatan kejujuran.

Orang yang mampu mewujudkannya secara keseluruhan, dialah orang yang benar-benar jujur. Orang yang belum mampu mencapai sebagian peringkat kejujuran, tingkatan dirinya sesuai dengan kadar peringkat kejujuran yang telah dicapainya.

Di  antara sejumlah kejujuran adalah pembenaran kalbu bahwa Allah S.W.T. adalah Dzat Yang Maha Suci. Hal ini merupakan jalan Tasawuf menuju Bangsa yang bermartabat.

Selain jujur, ada beberapa jalan tasawuf yang harus dimiliki bangsa ini (meliputi para pemimpin dan rakyatnya)  dalam menuju ma'rifat, yaitu jalan menuju singgasana Allah, diantaranya:  Taubat,  Qana'ah,  Zuhud,  Sabar,  Tawakal,  Ikhlas,  dan Syukur.

Taubat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan. Bagi kalangan sufi, taubat itu bukan hanya sebagai penghapus dosa, tapi  ada yang lebih tinggi, yakni sebagai sarana untuk mendekatkan diri  kepada Tuhan Yang Maha Suci   (Moh. Saifullah Al Aziz S, 1998: 113).

Dalam kaitan ini Rasulullah S.a.w. bersabda yang artinya berbunyi:

"Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari-semalam lebih dari tujuh puluh kali." (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah, R.A)

Qana'ah menurut Hamka dalam "Tasawuf Modern" adalah menerima cukup, yang meliputi lima hal yaitu: menerima apa yang  sudah  ada, berusaha  dan  berdoa  untuk mendapat tambahan dari nikmat yang sudah ada, menerima dengan sabar atas ketentuan yang telah diberikan Allah, berserah diri (bertawakal) atas apa yang sudah diusahakan, dan tidak tertarik oleh keindahan dunia yang fana.

Imam Al-Ghazali dalam "Ihya Ulumuddin" mengatakan bahwa hakikat zuhud adalah menolak sesuatu dan mengandalkan yang lain. Manusia zahid ialah yang meninggalkan kelebihan dunia dan menolaknya serta mengharapkan kehidupan yang abadi, kehidupan akhirat.

Derajat zuhud tertinggi adalah hilangnya keinginan akan sesuatu selain Allah S.W.T., karena bagi mereka apa yang ada di bumi ini  adalah  sebagai   ujian. Sebagaimana Allah S.W.T. berfirman:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun