Ada kebutuhan anak yang sangat mendasar, yaitu bermain. Berdasarkan konvensi PBB tahun 1989 mengenai hak anak, bermain merupakan hak anak.Â
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak usia dini yang dapat meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.Â
Saat orangtua membimbing anak melakukan proses belajar, maka lakukan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga anak merasa bahwa mereka sedang bermain bukan sedang belajar.Â
Ketika orangtua memberikan contoh bahwa belajar itu mengasyikkan dan menyenangkan, maka akan tertanam semangat belajar dalam diri anak.Â
Dampaknya kemampuan anak lebih meningkat, anak menjadi mandiri, optimis, dan senang belajar. Mari kita memahami kebutuhan anak agar anak kita tumbuh dan berkembang dengan karakter yang baik.
3. Orangtua lebih banyak mendengarkan dengan baik
Keinginan untuk didengar adalah sifat alamiah anak. Sayangnya sedikit sekali orangtua yang mau menyisihkan waktu untuk duduk bersama anak mendengar kisah mereka.Â
Seorang anak dengan dunia bermain mereka, menyimpan begitu banyak momen. Di mana mereka sangat antusias menceritakan kepada orang-orang terdekat.Â
Dalam kondisi ini orangtua punya andil besar mendengarkan cerita mereka sehingga mereka merasa dihargai. Orangtua hendaknya mau menjadi pendengar yang baik tanpa memotong pembicaraan anak. Ini adalah momen penting dalam mendidik anak menjadi pendengar yang baik dengan memberi contoh.Â
Jadi orangtua tidak egois, hanya ingin di dengar tapi tidak mau mendengar. Perlu dipahami bahwa anak lebih banyak belajar dengan melihat dari pada mendengar.Â
Maka pendidikan yang terbaik bagi anak anak adalah melalui contoh dan keteladanan. Orangtua yang mau mendengar dengan baik tanpa memotong pembicaraan, membuat anak belajar menghargai pendapat orang lain.Â