Jujur adalah berkata apa adanya/ sesuai dengan faktanya tanpa menambahi atau mengurangi. Kejujuran adalah sifat jujur yang telah menjadi perilaku. Dewasa ini, banyak lembaga pendidikan mengajarkan pemahaman akan kejujuran. Namun, sayangnya hal tersebut hanya sebatas teori pembelajaran yang mana hanya diingat seketika pembelajaran. Oleh karena itu perlunya pemragaan sifat jujur yang dilakukan oleh pihak lembaga pendidikan dengan mengambil contoh kebutuhan sehari-hari. Dengan hal tersebut, maka siswa akan dapat mengaplikasikan langsung ilmu nilai anti korupsi yang didapatkan.
 b. KepedulianÂ
Adanya rasa peduli akan melahirkan sifat simpati dan empati. Apabila dlam individu telah terpupuk rasa kepedulian, maka disimpilkan bahwa ia dapat menerapkan nilai humanistis. Karena pada hakikanya nilai humanistis juga dapat dikatakan sebagai nilai social atau nilai kepedulian.
3. Prinsip-Prinsip Anti KorupsiÂ
a. AkuntabilitasÂ
adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Adanya akuntabilitas akan membangun kerangka pengembangan dari SDM ( Sumber Daya Manusia ). Sehingga diharapkan dengan adanya akuntabilitas akan mampu menyesuaikan antara aturan dengan pelaksanaannya pada diri individu tersebut.Â
b. TransparansiÂ
adalah keterbukaan informasi kepada khalayak ramai. Prinsip transparansi menjadi salah satu hal yang penting, dikarenakan adanya pemberantasan korupsi dimulai dari adanya sistem yang transparansi. Dalam bentuk paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung rasa kepercayaan. Apabila rasa kepercayaan telah terbentuk maka untuk menjalankan pertanggung jawaban lainnya akan lebih mudah.
PENUTUP (KESIMPULAN)
Kesimpulan Dalam pendidikan antikorupsi perlu dimasukkannya nilai humanistis dalam pembelajaran, karena dengan adanya nilai humanistis maka pembelajaran akan dirasa lebih harmonis dan murid akan dapat lebih menerima dan mengimplementasikan ilmu yang didapat. Lebih-lebih lagi diharapkan pola humanistis ini akan mendorong lahirnya budaya anti korupsi melalui pendekatan secara sosiologis.Â
REFERENSI