Mohon tunggu...
EMY IPRITANIA
EMY IPRITANIA Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMKS Bhinneka Karya Simo

Guru mata pelajaran Bahasa Jawa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Paramasastra Unggah-ungguh Basa

20 Desember 2022   08:35 Diperbarui: 20 Desember 2022   08:36 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Latar Belakang Masalah: 

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan, sebab melalui aktivitas berbicara seseorang dapat menyampaikan keinginan, informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan, mengajak, dan menghibur. Namun, berbicara di depan umum bukanlah perkara mudah, butuh pengalaman lebih untuk dapat melakukannya dengan baik.

          Kesulitan berbicara ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum. Hambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Perasaan itu dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapat membuat seseorang merasa tidak mampu berbicara di depan umum.

        Dalam praktik pembelajaran, guru dan siswa mengalami berbagai permasalahan  yang berasal dari berbagai faktor. Adapun latar belakang permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jawa tersebut antara lain:

Minat siswa membaca bacaan berbahasa Jawa masih rendah.

Perbendaharaan kata bahasa Jawa siswa kurang.

Siswa kesulitan memahami bacaan berbahasa Jawa

Siswa kesulitan berbicara menggunakan bahasa Jawa, terutama ragam krama inggil.

Siswa sering keliru dalam pemilihan kata yang sesuai dengan unggah-ungguh basa.

        Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran unggah  ungguh basa (pacelathon) dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan metode role playing. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan refrensi bagi guru lain untuk menginovasi

pembelajarannya dalam kompetensi yang sama, yaitu menyampaikan gagasan dalam pacelathon unggah -- ungguh basa.

Peran dan tanggung jawab dalam kegiatan PPL ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran bahasa Jawa yang terjadi di sekolah

2. Menentukan penyebab masalah dari setiap permasalahan yang diidentifikasi.

3. Menentukan permasalahan yang akan diselesaikan.

4. Mengidentifikasi alternatif solusi dari setiap permasalahan.

5. Menentukan solusi untuk dilakukan tindak lanjut dalam kegiatan praktik.

6. Guru bertanggungjawab untuk menyusun rencana proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan cara menerapkan model, media, dan metode pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran bahasa Jawa.

7. Guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memberikan bimbingan dan pengarahan tentang jalannya proses diskusi, pemecahan masalah, dan penyelesaian tugas atau tagihan dalam penilaian.

8. Guru melakukan refleksi setelah melaksanakan proses pembelajaran

        Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning ini memiki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

Tantangan dari siswa:

  • Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran bahasa Jawa.
  • Siswa menganggap pelajaran bahasa Jawa adalah pelajaran yang tidak penting.
  • Rendahnya motivasi dari orangtua yang diberikan ke anaknya sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar di sekolah maupun di rumah.
  • Siswa lebih tertarik dengan HP daripada belajar.

Hal-hal tersebut berdampak pada proses pembelajaran di sekolah, terutama pada saat kegiatan belajar mengajar antara guru dengan siswa di kelas. Selain dari siswa, tantangan juga muncul dari guru dan sekolah, antara lain :

  • Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat
  • Pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
  • Penggunaan media ajar yang tidak menyenangkan.

Maka dari itu, guru perlu menghadapi tantangan-tantangan di atas untuk mengatasi permasalahan siswa dengan cara :

  • Guru menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa.
  • Guru menggunakan media pembelajaran yang inovatif.
  • Guru menampilkan TPACK dalam proses pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam memahami materi.
  • Guru mengintegrasikan teknologi dalam penggunaan HP dalam proses penilaian seperti whatsaap grup, google form, dan youtube.

Beberapa pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini antara lain :

  • Kepala Sekolah (Drs. Suwarto) sebagai narasumber dalam mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan penentuan solusi permasalahan.
  • Dosen Pengampu (Ibu Sri Hertanti Wulan, M.Hum) dan guru pamong (Ibu Dwi Ermawati, S.Pd)
  • Penulis/guru sebagai pelaku praktik/guru pengampu bahasa Jawa.
  • Siswa sebagai objek yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran.
  • Teman sejawat (Olga Vivaci Diana, S. Sn) sebagai observer yang membantu memberikan altenatif solusi dalam menyelesaikan masalah.

          Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh penulis dalam praktik pembelajaran diatasi dengan berbagai langkah-langkah atau strategi, antara lain :

  • Pemilihan model pembelajaran, penulis menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada saat praktik pembelajaran. Peran guru pada saat menggunakan model PBL yaitu memfasilitasi, menuntut dan memediasi. Guru memfasilitasi proses pembelajaran mulai dari mengubah kerangka berpikir siswa, mengembangkan kemampuan bertanya dan membuat siswa terlibat dalam belajar kelompok. Guru bertugas menuntut siswa mendapatkan strategi pemecahan masalah, mulai dengan penalaran yang mendalam. Sedangkan guru memediasi proses mendapatkan informasi, mulai dengan mencari sumber informasi dan membuat hubungan antara satu sumber dengan sumber yang lain.
  • Sintaks PBL menurut Sumarmi (dalam Herzon, H.H., Budijanto, B. and Utomo, D.H, 2018), PBL mempunyai lima langkah, yaitu:
  • orientasi peserta didik pada masalah
  • mengorganisasi peserta didik untuk belajar
  • membimbing penyelidikan kelompok
  • mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Herzon, H.H., Budijanto, B. and Utomo, D.H., 2018. Pengaruh problem-based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan. 3(1), h. 42-46

  •  Pemilihan metode pembelajaran, penulis menggunakan metode Role Playing. Role playing adalah pembelajaran yang disusun dengan melibatkan siswa untuk memerankan diri sebagai tokoh agar tujuan pembelajaran tercapai.

Langkah-langkah model pembelajaran Role Playing 

Menurut Huda (2013:209-210) langkah-langkah model pembelajaran role playing sebagai berikut :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan.

3. Guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang.

4. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5. Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6. Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

 9. Guru memberikan kesimpulan dan evaluasi secara umum.

Langkah-langkah model pembelajaran role playing secara garis besar yaitu:

  • Guru menyiapkan skenario pembelajaran,
  • Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
  • Guru membentuk kelompok siswa,
  • Guru menyampaikan kompetensi,
  • Guru menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
  • Kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
  • Presentasi hasil kelompok, dan yang kedelapan guru memberikan bimbingan dalam penarikan kesimpulan dan refleksi.

Kelebihan dan kelemahan model Role Playing Role playing memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan role playing yaitu (Huda, 2010:210-211) :

1. Dapat memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

2. Bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan.

3. Membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusiastis.

4. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.

5. Memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.

  • Selain kelebihan, role playing juga memiliki kelemahan.

Kelemahan role playing yaitu:

1. Banyaknya waktu yang dibutuhkan.

2. Kesulitan menugaskan peran tertentu kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik.

3. Ketidakmungkinan menerapkan rencana pembelajaran jika suasan kelas tidak kondusif.

4. Membutuhkan persiapan yang benar-benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga.

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui strategi ini

  • Pemilihan model PBL dimaksudkan untuk membuat siswa lebih aktif dan semangat dalam pembelajaran dan mampu berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah.  

Media yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran diupayakan seinovatif mungkin agar siswa bisa tertarik dan termotivasi belajar Bahasa Jawa. Guru dapat menggunakan benda konkret ataupun masalah kontekstual yang ada pada kehidupan sehari-hari. Bisa juga dikaitkan dengan jurusan siswa pada jenjang SMK yang dipilih. Selain itu, guru harus mampu menampilkan TPACK dalam pembelajaran. Penulis pada saat praktik pembelajaran menggunakan media LKPD dengan metode role playing (bermain peran), power point, whatsaap grup, youtube, dan google form. 

Berkaitan dengan penilaian siswa, guru harus melakukan penilaian terhadap siswa secara menyeluruh yaitu dari ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru harus menyusun instrumen penilaiannya meliputi lembar penilaian sikap beserta pedoman penskoran, lembar penilaian pengetahuan (seperti kisi-kisi, butir soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran).

Dalam praktiknya, guru melakukan penilaian sikap menggunakan lembar penilaian sikap melalui pengamatan secara langsung. Penilaian pengetahuan diambil dari hasil siswa dalam mengerjakan LKPD,

dan soal pilihan ganda yang disajikan pada laman google form. Sedangkan penilaian keterampilan diambil dari proses diskusi, presentasi, dan dalam menanggapi suatu masalah.

Praktik pembelajaran yang dilakukan oleh penulis didokumentasikan dalam bentuk video. Video tersebut diambil dari hasil rekaman 2 camera secara offline menggunakan HP. Langkah-langkah yang dilakukan agar hasil video rekamannya bagus antara lain :

Menyiapkan 3 atau 4 HP untuk merekam dengan kapasitas memory yang tersedia banyak.

Video diambil dari 2 sisi yaitu depan (memperlihatkan wajah siswa dan gerak-geriknya) dan belakang (memperlihatkan guru dan media pembelajaran yang digunakan).

Menggunakan beberapa tripot agar video tidak bergetar atau goyang.

Meminta bantuan teman sejawat atau siswa yang ahli dalam bidang dokumentasi dan editing video.

Memberikan brieffing kepada kameramen pada bagian-bagian mana yang perlu dizoom agar terlihat dengan jelas.

Pada proses pelaksanaan praktik pembelajaran, guru harus mempersiapkan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan penulis sebelum praktik pembelajaran adalah :

Mempersiapkan LCD untuk menampilkan media ajar.

Mengkondisikan ruang kelas rapi, bersih, dan nyaman.

Ruang kelas yang dipakai tidak berada didekat bengkel maupun toilet agar siswa tetap fokus dalam belajar.

Koordinasi antar guru dan siswa dalam pelaksanaan praktik.

Menyiapkan wifi atau data selular dengan sinyal yang bagus (koneksi internet yang stabil).

  •          Semua langkah dan strategi yang direncanakan oleh penulis diharapkan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang ada baik dari sisi siswa maupun dari sisi sekolah.

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa melalui isian google form dapat disimpulkan bahwa 100% siswa senang dengan pembelajaran model Problem Based Learning dan metode Role Playing serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai tujuan pembelajaran, yaitu dapat menyampaikan gagasan dalam percakapan (pacelathon) secara lisan dengan baik. Selain itu, aksi ini juga berdampak pada kemampuan berbicara dan kepercayaan diri siswa dalam melakukan percakapan di hadapan banyak orang. (data terlampir)

  • Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media berupa contoh video percakapan yang membantu siswa lebih percaya diri dalam berbicara secara runtut dan terarah karena adanya garis besar bahasan  yang menjadi acuan berbicara siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penilaian praktik siswa yang menunjukkan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 81 dengan nilai tertinggi siswa adalah 85 dan nilai terendah siswa adalah 79. Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan siswa dalam praktik berbicara Unggah -- ungguh basa (pacelathon) dengan menggunakan model Problem Based Learning dan metode Role playing dapat disimpulkan berhasil karena nilai yang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM). (data terlampir) Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun