Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ternyata Suku Baduy Dalam Bukan Masyarakat Primitif

12 Januari 2020   10:27 Diperbarui: 12 Januari 2020   11:16 6900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal suku Baduy Dalam

Rumah tempat kami bermalam adalah milik Kang Safrii yang tadi ikut menjemput di bawah. Rumah ini bentuknya sama dengan semua rumah di perkampungan Baduy Dalam. Rumah panggung rendah, terbuat dari kayu dan bambu. Tidak ada nomor rumah atau nama gang, kalau tidak teliti kita bisa salah masuk rumah.

Tidak ada listrik di kawasan Baduy Dalam, jadi jangan berharap bisa charger handphone. Toh juga tidak ada gunanya karena di kawasan ini kita terlarang untuk mengambik foto apapun. Jangan coba melanggar, mereka akan tahu. Pengalaman seorang teman, kameranya raib  akibat dia mencuri-curi foto.

Kehidupan malam yang temaram, penerangan hanya pelita kecil yang bahan bakarnya minyak Kelapa. Ada teman menggantung senter dan lampu portabel untuk membantu penerangan.

Kemudian kami berbincang-bincang dengan Kang Safrii menanyakan segala hal yang ingin diketahui tentang Baduy Dalam. Desa Cibeo ini dihuni oleh 200 orang. Tetapi ada desa yang lebih besar yaitu Cikertawana dan Cikeusik.

Populasi suku Baduy Dalam sebenarnya cukup besar, sekitar 15 000 orang yang tersebar di berbagai desa. Jangan mengira bahwa mereka tidak terdata dengan baik, mereka memiliki KTP dan kartu keluarga.

Suku Baduy Dalam tidak menganut salah satu agama resmi negara. Mereka masih menganut animisme atau dinamisme.  Peraturan adat masih dijalankan dengan ketat. 

Pernikahan dilakukan dengan usia pria minimal 18 tahun, sedangkan perempuan minimal 15 tahun. Tidak ada pesta dengan dandanan mencolok, hanya berupa makan-makan bersama selama tiga hari.

Satu hal yang bikin salut, tidak ada poligami, mereka saling setia dengan pasangan hingga akhir hayat. Tetapi jika pasangan meninggal, diperbolehkan menikah lagi.

Kalau ada yang hamil di luar nikah, hukuman dikucilkan di rumah khusus. Setelah melahirkan, harus meninggalkan kawasan Baduy Dalam beserta bayi dan pria yang bertanggung jawab. Mereka tidak boleh kembali ke sana.

Selain itu, jika ada yang jatuh cinta pada orang luar, boleh saja menikah. Resikonya, tidak boleh lagi tinggal di kawasan Baduy Dalam. Mereka hanya boleh berkunjung, bukan menetap di rumah Baduy Dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun