Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Kartini RTC) Ketika Kartini Menangis

20 April 2015   22:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tercengang. Kok dia mengatakan tentang dirinya sendiri? seolah-olah dia adalah Kartini.

"Maaf, Mbah bicara seperti itu seperti Mbah adalah Ibu Kartini."

"Mbah memang Kartini. Mbah adalah perempuan yang ada dalam sejarah negeri ini. Mbah yang dikenal dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Mbah adalah Kartini, Cu," si nenek menatapku tajam.

Aku terperangah. Tanpa sadar memerhatikan perempuan tua ini. Ya, ia mengenakan kebaya putih seperti yang dikenakan Ibu Kartini. Rambutnya pun disanggul seperti yang ada dalam gambar-gambar di sekolah. Dan wajahnya yang dipenuhi keriput, bentuknya bulat seperti wajah sang pahlawan perempuan Indonesia itu. Aku mendadak menggigil kedinginan.

"Mbah adalah Kartini..., Mbah adalah Kartini.....," suara itu kemudian menjadi gema yang berdengung terus menerus di telingaku.

"Ibu Kartini.., Ibu kita Kartini," aku menjerit histeris.

Tiba-tiba aku merasa tubuhku diguncang keras-keras. Dua tangan yang kuat menggoyang-goyangkan badanku. "Siti.., Siti.., ayo bangun," suara Minah, sepupuku terdengar di telingaku.

"Kartini..," tanpa sadar aku kembali mengucap nama itu.

"Pasti kamu ngelindur. Nggak ada yang namanya Kartini di sini. Yang ada kan cuma nama pahlawan Ibu kita Kartini," tawa si Minah.

"Yah, maksudku itu," kataku pelan. Sambil mendudukkan diri di dipan.

"Mungkin kamu terobsesi karena besok peringatan hari Kartini. Jadi terbawa sampai mimpi. Baca doa nggak sih? ayo bangun, sebentar lagi adzan Subuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun