"O Iya Teh, Ini bacaannya bagus-bagus. Banyak buku islami di sini. Baik itu tentang fikih, tauhid, tasawuf atau novel-novel religi ." Keyla menunjuk ke arah lemari.
Aku sedikit mengernyitkan dahi mencoba memahami apa yang dikatakan Keyla, mencoba mengingat tentang fikih,tauhud dan tasawuf. Rasa-rasanya pernah dipelajari dulu sewaktu SMA pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Baiklah nanti aku cari di google saja. Rasanya malu bertanya langsung pada Keyla. Selain baru pertama kali bertemu di usia dewasa, aku pun butuh penyesuaian dengan keadaan rumah.
"Teh, kok melamun?" Keyla memegang bahuku.
Aku tersentak kaget. "Ng-nggak, Teteh hanya kagum saja sama Keyla."
Keyla tertawa kecil. "Teteh ini ada-ada saja, aku cakep ya Teh, mirip si Abang."
Aku tersenyum menanggapi Keyla, walau dalam hati sebenarnya mengakui ada kesamaan antara Keyla dan Alif. Sama-sama ngaku cakep sendiri. Untungnya mereka cakep beneran. Tapi, kayaknya aku enggak kalah cakep kok. Orang aku ini mantan mojang Subang. Coba aja tanyain, he he ....
"Kalau boleh tahu, sekarang Keyla sekolah atau kuliah, Ya?"
"Keyla kuliah ngambil jurusan kedokteran. Sekarang baru dua semester. Doain ya Teh, moga Allah melancarkan studi Keyla. Biar Keyla nanti bermanfaat buat banyak orang."
Aku terkesiap mendengar penuturan Keyla. Di sisi lain merasa bangga bisa mengenal gadis berpendidikan cantik dan ramah ini. Namun, di sisi lain merasa kecil berada di rumah ini. Rasanya diriku ini hanyalah butiran debu.
"Masyaa Allah ... kamu sungguh luar biasa Key, aku bangga bisa menjadi ...." Ucapanku tergantung kala mau menyebut kakak ipar. Rasanya ada yang janggal mengingat proses pernikahanku dengan Alif.
"Menjadi kakak ipar Keyla begitu, Teh?"
Aku mengaguk malu.
"Teteh jangan sungkan ya! Aku bisa merasakan perasaan Teteh. Makanya dari tadi Keyla nggak ngebahas masalah pernikahan Teteh. Keyla yakin semua yang terjadi atas skenario Allah. Apapun yang menimpa kita itu adalah takdir terbaik. Percaya saja Teh, Allah Maha Tahu apa yan terbaik buat kita."
Bulir bening lolos berjatuhan, mendengar kalimat yang diluncurkan Keyla. Kata-katanya begitu menyentuh kalbu. Refleks aku merengkuh Keyla, lalu menumpahkan tangis dalam pelukannya.