Emosi Diujung Pena
present
BELA & ZIYA
             *** BAB 1 ***
Sore itu di sebuah kota metropolitan, suasana yang nyaman sanak keluarga berkumpul di sebuah rumah.
" Selama Kita terus bersama , takkan pernah kau kulepaskan ..."
Sebuah nada yang indah dari sebuah lagu yang di nyanyikan bersama sama ,
Olehku , Istriku dan juga tiga orang sepupuku.
" Selama Kita bisa terus bersama takkan kubiarkan Mereka pisahkan Kita ..."
Sambungku meneruskan lagu itu,
suasana begitu indah sore itu.
Akhirnya sebuah lagu yang kuciptakan selesai dan bisa dinyanyikan bersama.
Perlu diketahui Aku menikah diusia muda baru beranjak di usia dua puluh tahun.
Bisa dibayangkan betapa masih sangat labilnya Aku saat itu.
Aku yang saat itu masih sangat muda belum terlintas di benakku untuk bekerja.
sehingga aktivitasku masih terus berkumpul bersama teman teman.
Setiap hari Aku berkumpul untuk mengaransemen lagu lagu band Kami.
Siang harinya Aku kumpul bersama teman teman satu band , dan malam harinya Aku kumpul bersama teman teman di meja billiard.
Hampir setiap malam Aku keluar rumah , dan pulang dini hari dengan keadaan mabuk.
Suatu ketika Aku dan Istriku pun ikut sebuah Arisan keluarga istriku di pondok lesehan ternama di pondok gede.
Awalnya biasa saja , masih terasa hangat namun seketika suasana berubah.
Saat Diriku sama sekali tidak di hargai di tempat itu , mungkin karena Aku pengangguran dan dari keluarga yang sederhana saja.
Aku pun memisahkan diri sendiri , menjauh dari Mereka yang sedang berkumpul dan bercengkrama.
Istriku pun ikut hanyut dalam suasana itu sehingga tidak memperhatikan diriku yang saat itu sudah mulai jenuh.
" Ya Gua mah bukan apa - apa dan siapa - siapa bagi Mereka semua.."
Gumamku dalam hati , Sangat kesal.
Aku hanya bisa terdiam menahan kekesalan , dan sesekali hanya melamun tanpa ada kejelasan dalam lamunan itu sendiri.
" Yang , Kamu mau makan gak ? "
Tanya istriku , membuyarkan lamunanku.
" Oh gak ah , Kamu aja sana"
Jawabku singkat dan langsung meninggalkan Istriku.
" Oh yaudah " sahut Istriku dan Dia juga langsung kembali berkumpul bersama keluarganya.
Aku beranjak ke parkiran , dan menyalakan sebatang rokok .
" Dasar Orang kaya norak "
Gerutuku dalam hati , dan menghembuskan asap rokok.
Setelah dua jam menunggu akhirnya acara itu selesai , semua Keluarga istriku meninggalkan tempat itu.
dan tiba - tiba salah satu dari budenya menghampiriku.
" Kamu Suaminya  Afi ya ? "
Tanya budenya kepadaku dengan lumayan sinis.
" Oh , Iya bude " Jawabku singkat
" Kamu kerja apa ? " Sambung budenya
" Belum kerja bude " Jawabku
" Oh , Kamu mau kasih makan apa si Afi kalo gak kerja ? " Tanyanya lagi dengan nada ketus , dan langsung berlalu pergi begitu saja.
Aku yang mendengar pertanyaan itu menjadi sangat emosi ,
Dan disaat Aku sedang sangat menahan emosi datanglah Istriku bersama Orangtuanya menghampiriku.
" Oh iya , Mas Nana kalo Kamu mau nanti di ajarin Desain di teman Ayah di pasar senen ya , biar Kamu belajar dulu sekalian lihatin cara kerjanya percetakan disana, nanti Ayah telpon lagi. "
Ujar Bapak mertuaku
"Oh iya Yah " Jawabku sekenanya saja
" Yaudah , Ayah sama Ibu pulang dulu , Nanti Ayah telpon lagi , dan Kamu harus mau belajar di sana buat masadepan Kamu dan Istrimu."
Sambungnya lagi , dan langsung bergegas pergi.
Aku hanya bisa menganggukan kepala saja , tanpa mengucapkan kata - kata.
Dan memandangi Mereka berlalu dari hadapanku.
" Yang , Kamu mau ya ikut belajar di senen , Soalnya tadi gak enak pada ngomongin kerjaan. "
Ucap Istriku
" Ya " Jawabku dan langsung menghidupkan sepeda motor.
Dan Kami pun bergegas pulang dari pondok lesehan itu , yang pasti tempat dan kejadian hari ini akan Aku ingat selalu.
Singkat cerita selama kurang dari dua jam perjalanan akhirnya Kami pun sampai di rumah.
Aku pun turun dari sepeda motor dan langsung masuk ke dalam kamar.
" Besok - besok Aku gak mau ikut arisan ya , Kamu aja yang pergi sendiri."
Ucapku kepada Istriku
" Loh kenapa yang ? " Tanya Istriku
" Acara itu bukan tempat yang tepat buatku , jadi Kamu aja ya." Jawabku
dan langsung pergi keluar kamar meninggalkannya.
Aku menghidupkan motor dan langsung bergegas pergi ketempat billiard.
selang beberapa menit Aku pun sampai di tempat billiard yang dimana juga rumah gitarisku .
" Woy oplet , Kopi biasa "
Teriakku kepada temanku
" Eh elu yuk , dari mana lu " Tanya temanku
" Dari Arisan keluarga orang kaya gak jelas " Jawabku
" Wkwkwkwk Arisan keluarga , sejak kapan lu ikut - ikutan arisan emak - emak "
ledek temanku diiringi tawa bahagianya
" Berisik lu, Buka mejalah satu "
Jawabku , dan langsung masuk menuju ruangan billiard.
Dan saat didalam kulihat pertarungan sengit sedang berlangsung ,
rupanya ada lawan favoriteku.
" Ya diayamin dah , ikut ah ikut "
Ujarku kepada para pemain billiard itu , yang tak lain adalah rival abadi.
" Yeee ada ayam gua dateng " seru salah seorang pemain.
" Wkwkwk dari pada mami di ayamin bang gepeng , mending di ayamin saya ya gak ? "
Seruku sambil tertawa , meledek mami dolly yang tak lain adalah lawan billiard yang hanya hobbi dan jarang sekali menang.
Dan Aku pun mengambil stik billiard , dan kartu remi di atas meja.
Untuk ikut dalam permainan di putaran berikutnya.
Dan permainan pun berjalan dengan penuh canda tawa , dan inilah duniaku bukan dunia arisan dan yang lainnya.
yang dimana hanya mempertontonkan kesombongan , keangkuhan dan saling pamer harta dan juga status.
Singkat cerita hari pun sudah larut malam
dan Aku pun pulang kerumah.
Tok ... tok ... tok
Aku mengetuk pintu , dan tak lama Istriku pun membukakan pintu.
" Kamu dari mana aja sih yang , jam segini baru pulang ? " Tanya istriku.
" Kamu kayak baru hari ini aja Aku pulang jam segini , lagian kan Aku gak kemana - mana gak sampe ke kalimantan. "
Jawabku dan langsung masuk.
" Tadi Ayah telpon , katanya Kamu besok berangkat ke temannya Ayah di senen buat belajar desain."
Ujar istriku
" Oh gitu ya , jangan besok lah lusa aja. "
Jawabku singkat
" Tapi Ayahku udah bilang ke Temannya dan juga Orang percetakan disana."
sahut Istriku
" Ya udah iya , ribet banget sih. "
Jawabku dan langsung begegas mandi.
        **** BERSAMBUNG ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H