Begitu pula ketika SBY mencuit tentang berita hoax, tanpa malu-malu pula menuding rezim saat ini sebagai dalang utama pembuat berita hoax. Kemudian muncul lagi ‘kegaduhan’ di ruang sidang Ahok yang menghadirkan  Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Ma;ruf Amin. Tak ada angin tak ada hujan, SBY langsung menggelar jumpa pers dan malah secara tersirat membenarkan ‘tuduhan’ Tim Penasehat Hukum (PH) Ahok.
Atas ‘tuduhan’ Tim PH tersebut, SBY seperti biasa balik menuding rezim penguasa saat ini sebagai telah melakukan tindakan ilegal menyadap teleponnya. Meski sebagai mantan Presiden, sangat tahu dan paham bahwa perbuatan penyadapan tidak sembarangan dapat dilakukan tanpa melalui persetujuan hakim di pengadilan. Lagi pula SBY tahu bahwa lembaga-lembaga sandi Negara tidak dapat menggunakan kewenangannya untuk memenuhi kepeningan kekuasaan.
Lagi-lagi SBY memberikan reaksi bernuansa tudingan pula dan menempatkan posisinya, seolah-olah sebagai korban (the victim) permainan politik penguasa. Setelah mendapat serangan Antasari, SBY kembali menuding bahwa pengakuan yang diberikan Antasari merupakan titipan penguasa. Bahwa apa yang dipertontonkan Antasari saat ini merupakan bagian dari tawar menawar politik ketika memperoleh grasi dari Presiden Jokowi.
_____________
Mana alibi yang benar dan dapat diterima secara akal sehat kembali kepada public masing-masing untuk mencermati, menelaah, dan menyimpulkan serta mengambil kesimpulan sendiri-sendiri. Saya tidak bermaksud menyimpulkan fenomena social dan atmosfir politik yang sedang terjadi sebagai sebuah hal yang rigid. Kita perlu membaca semua gejala itu sebagai bagian yang inheren dari dinamika social untuk pendewasaan system politik kita.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Makassar, 15  Februari  2017  Â