Mohon tunggu...
Miratusalimah
Miratusalimah Mohon Tunggu... Administrasi -

find another piece of min in emimierara.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Lama Belum Kelar #36

10 Mei 2013   19:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:47 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Intinya adalah tak ada solusi yang bisa meredakan amarah kami berdua. Apa pun yang dijanjikkan malam ini, bahwa kami tidak akan buat keributan di dalam komplek lagi tidak bisa menyelesaikan masalah.Kami beruntung tidak digiring ke kantor polisi terdekat. Semuanya menenangkan dengan petuah-petuah bijak. Bahwa persoalan cinta anak muda adalah hal yang lumrah. Dan Pak Rakhmat juga memberi saran kalau memang wanita yang dimaksud memilih salah satu dari kami sebagai cintanya, yang lain harus ridho dan ikhlas. Super sekali.

Mulai saat ini Gua dan Galang resmi jadi musuh.
------------

Saatnya berusaha. Sementara musuh gua itu kabarnya sedang pergi dinas ke Papua selama dua minggu, gua akan mengusahakan Devina jadi milik gua. Gua mengemukakan strategi gerilya yang yahud. Ririn dan Melati jadi sumber yang gua tanyai.

Ririn menyarankan kalau gua belajar dansa dan bergaya K Pop banget di depan Devina. Gua meremas pipinya sampai melolong panjang. “Ya nggak mungkin gua se jijay itu, De’…”

“A’a, dibilangin nggak percaya.”

Sungguh, percaya sama Ririn itu musyrik. Dari raut mukanya aku waspada ia hanya berniat mengerjai gua.

Jadi gua memilih saran yang dikasih Melati. Mencari Devina, bicara, menerangkan situasinya kalau gua sudah tidak bertunangan lagi dan mengutarakan maksud untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Maka gua pun berlatih di depan kaca. Berbicara sesingkat-singkatnya pada Devina yang gua prediksi akan mempercepat langkahnya kalau gua cegat. Ia mungkin juga akan melakukan tindak kekerasan karena sudah terlanjur benci dengan gua.

Dan seperti yang gua prediksi pula, Devina mengganti nomer ponselnya. Mencarinya menjadi tantangan pertama gua. Gua mencari ke PH tempat ia bekerja, tapi kata resepsionis Devina memang tidak terlihat ke kantor. Sulit dikatakan keberadaannya karena ia memang tidak terikat jam kerja kantoran. Si resepsionis juga menolak memberikan nomer handphone Devina yang baru.

Langkah selanjutnya adalah mencari langsung ke apartemennya. Gua bicara pada satpam di lobi apartemen itu.Si satpam mengkonfirmasi ke unit Devina. Dan bicara pada seorang wanita bernama Tary.

“Mbak Tary, di sini ada orang yang cari mbak Devina. Apa mbak Devina ada?” tanya si satpam.”Oooh, nggak ada ya? oke, oke!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun