Pagi itu aku datang ke kantor lebih awal, aku memperhitungkan sebelum siPras datang membawakan sarapan untuk Nova, aku sudah membawakannya lebih dulu. Dan sebelum si tengil Danu mengajakanya makan siang, aku sudah mengajaknya lebih dulu, setelah itu aku baru akan menyatakan perasaanku.
Tapi ketika pagi itu aku masuk ruangan, aku melihat Nova sudah duduk manis di meja kerjanya dan di sebelahnya berdiri Lukas, mereka sedang bercanda seru sekali.
Melihat pemandangan menyakitkan itu, mendadak nyeri di kakiku yang bekas digigit anjing terasa sakit lagi dan spontan aku mengaduh :" Au..." Jeritku pelan sambil memegang betisku.
Nova menoleh ke arah ku :" Bamb..." Katanya sambil berlari menghampiriku.
"Kakimu masih sakit? Kamu sudah minum atibotiknya atau belum? Tadi sebelum berangkat kerja, sudah kamu olesin saleb belum?" Tanyanya. Membuat hatiku berbunga-bunga.
Lukas menatap kami dari meja Nova dengan pandangan bingung.
Nova membimbingku sampai ke meja kerjaku, lalu dia menanyakan pertanyaan yang tadi belum sempat ku jawab :" Bamb, kamu sudah minum anti biotiknya? Lukamu sudah kamu salep?"
Aku menggeleng.
"Mana antibiotiknya, mana salebnya. Kamu sudah sarapan belum? Sarapan dulu ya, terus minum antibiotiknya, biar aku ambilkan minum, setelah itu, aku bantu kamu menyalep lukamu." Katanya sambil berjalan menuju arah dispenser untuk mengambil air minum untukku,
"Maaf ya pak, ditinggal sebentar, kemarin malam Bams ke rumah dan digigit sama si Doogy pak." Nova menjelaskan pada Lukas, tanpa diminta.
"Oke, kalau begitu, setelah kamu selesai mengurus Bams, kita lanjutkan diskusinya di ruangan saya saja." Kata Lukas sambil beranjak dari meja kerja Nova.
"Baik pak." Jawab Nova patuh.
"Nova, Lukas kapan katanya mau meresmikan pertunangannya dengan Meity?" Tanyaku pada Nova, ketika Nova kembali duduk di dekatku dengan segelas air minum.
"Nggak jadi tunangan?" Jawab Nova pendek.
"Hah?" tanyaku kaget.
"Kenapa?" Tanyaku lagi.