Huh....aku membuang napasku dan mengelus dadaku, kalau bukan demi Nova, aku lebih baik kabur dan nggak balik-balik lagi ke rumah ini. Nyaliku hampir ciut, karena Nova tak keluar juga dari rumahnya dan anjingnya terus menggonggong galak.
Aku mencoba menghubungi Nova lewat HP. Mungkin dia tertidur dan tidak mendengar suara panggilanku dari pagar.
Lega rasanya ketika Nova muncul dengan senyum manisnya : " Hai...Bambs.."Sapanya
"Kamu takut anjing nggak Bambs?" Tanyanya sebelum membuka kunci gemboknya.
"Ah...enggak, biasa saja." Kataku bohong,
Tapi sungguh sebetulnya aku ingin bilang : "Rante dulu anjingnya Nov, atau masukkan mana dulu gitu", tapi aku gengsi mau menyampaikannya.
Maka ketika Nova membuka gembok pagarnya dan anjing berada di belakangnya, aku hanya menahan napas sambil membatin : "Sebuah perjuangan menaklukkan pujaan hati, siapa tahu nanti aku bisa menikah dengan Nova kan? Dan Nova ingin pelihara anjing di rumah.
Dan ketika pintu gerbang benar-benar dibuka yang terjadi kemudian adalah.....: " Guk....Guk....Guk, anjing itu mendekatiku, mencoba meraih makanan yang aku bawa untuk Nova.
Aku berteriak panik dan clekit, anjing Nova menggigit betisku ketika aku berusaha membalikkan badan, mencoba belari menghindar...menyelamatkan diri.
Nova dengan sigap menangkap anjingnya, lalu merantainya, kemudian masuk ke dalam rumah, membawa air hangat dan betadine.
"Ayo Bambs, sini aku obati lukamu." Katanya sambil menuntunku yang berjalan tertatih menahan rasa sakit.
"Ini harus dicuci dengan air dulu sebelum diobati, anjingku selalu aku suntik vaksin secara berkala, tetapi berjaga-jaga tidak ada salahnya kan Bambs? Sedikit perih ya, kamu tahan ya." Katanya lembut, penuh perhatian. Pada saat itu rasanya seluruh rasa sakitku lenyap seketika.
Aku jadi sedikit bersyukur tadi digigit anjing. Karena dengan begitu aku bisa merasakan sentuhan tangan Nova yang halus dan merasakan dirawat Nova yang begitu telaten, membuatku merasa melayang di udara, badanku rasanya menghangat terserang rasa bahagia.