Mohon tunggu...
EmilyWu
EmilyWu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Cerpenis, Menerima Jasa Penulisan Novel.

Walaupun aku tak bersayap, aku ingin terbang ke langit mengambil matahari, bintang dan bulan. Ide cantik selalu menarik untuk kuketik dan kususun dengan indah menjadi sebuah kisah...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dasar Si Anjing

8 November 2018   12:54 Diperbarui: 8 November 2018   13:51 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Istock, diedit dengan paint & canva

Huh....aku membuang napasku dan mengelus dadaku, kalau bukan demi Nova, aku lebih baik kabur dan nggak balik-balik lagi ke rumah ini. Nyaliku hampir ciut, karena Nova tak keluar juga dari rumahnya dan anjingnya terus menggonggong galak.

Aku mencoba menghubungi Nova lewat HP. Mungkin dia tertidur dan tidak mendengar suara panggilanku dari pagar.

Lega rasanya ketika Nova muncul dengan senyum manisnya : " Hai...Bambs.."Sapanya
"Kamu takut anjing nggak Bambs?" Tanyanya sebelum membuka kunci gemboknya.

"Ah...enggak, biasa saja." Kataku bohong,
Tapi sungguh sebetulnya aku ingin bilang : "Rante dulu anjingnya Nov, atau masukkan mana dulu gitu", tapi aku gengsi mau menyampaikannya.

Maka ketika Nova membuka gembok pagarnya dan anjing berada di belakangnya, aku hanya menahan napas sambil membatin : "Sebuah perjuangan menaklukkan pujaan hati, siapa tahu nanti aku bisa menikah dengan Nova kan? Dan Nova ingin pelihara anjing di rumah.

Dan ketika pintu gerbang benar-benar dibuka yang terjadi kemudian adalah.....: " Guk....Guk....Guk, anjing itu mendekatiku, mencoba meraih makanan yang aku bawa untuk Nova.

Aku berteriak panik dan clekit, anjing Nova menggigit betisku ketika aku berusaha membalikkan badan, mencoba belari menghindar...menyelamatkan diri.

Nova dengan sigap menangkap anjingnya, lalu merantainya, kemudian masuk ke dalam rumah, membawa air hangat dan betadine.

"Ayo Bambs, sini aku obati lukamu." Katanya sambil menuntunku yang berjalan tertatih menahan rasa sakit.

"Ini harus dicuci dengan air dulu sebelum diobati, anjingku selalu aku suntik vaksin secara berkala, tetapi berjaga-jaga tidak ada salahnya kan Bambs? Sedikit perih ya, kamu tahan ya." Katanya lembut, penuh perhatian. Pada saat itu rasanya seluruh rasa sakitku lenyap seketika.

Aku jadi sedikit bersyukur tadi digigit anjing. Karena dengan begitu aku bisa merasakan sentuhan tangan Nova yang halus dan merasakan dirawat Nova yang begitu telaten, membuatku merasa melayang di udara, badanku rasanya menghangat terserang rasa bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun