Pagi itu aku berjalan menghampiri meja Nova, tapi belum sampai di depan meja Nova, si tengil Danu sudah mendahuluiku : " Siang ini makan siang sama aku ya?" Ajak Danu pede.
Nova mberikan senyuman sambil menjawab : " Sarapan juga belum Dan, sudah ngajak makan siang aja."
Tiba-tiba si Pras lewat : " Aku bawakan sarapan buat kamu Nov." Katanya sambil menyerahkan bungkusan buat Nova.
"Makasih Pras." Jawab Nova sambil menerima bungkusan dari si Pras.
Danu melototin Pras, Pras ngeloyor pergi aku melihat mereka dari jauh dan ketika mereka berdua sudah berjalan meninggalkan meja Nova, aku mulai berjalan mendekat, tapi lagi-lagi aku keduluan, kali ini si Lukas datang : " Nov, ke ruangan saya sekarang." Perintahnya sambil terus berjalan dan Nova mengikuti dari belakang.
Adegan yang begini ini yang bikin saya patah hati di pagi hari. Lukas itu tahu persis nggak mungkin memperjuangkan cintanya untuk Nova, tapi sepertinya dia juga tidak ingin melepas Nova begitu saja. Dasar egois. Dengusku sebal.
Nova keluar dari ruangan Lukas, melewati meja kerjaku, aku mencegatnya : " Nov, nanti malam aku ke rumahmu ya? " Kataku sambil menarik tanganya lembut, supaya dia tidak begitu saja melaluiku.
Nova menghentikan langkahnya : " Jam berapa?" Tanyanya.
Sebuah harapan. Pikirku senang.
"Jam 7 malam, pulang kantor langsung mampir?" Jawabku.
"Boleh." Jawabnya membuatku lega campur senang tambah bahagia,
Dan Malam itu....hatiku dipenuhi bunga-bunga...menuju rumah Nova dengan perasaan bahagia.
Sampai depan pagar rumah Nova :" Guk....Guk....Guk....!!!!"
Sumpah, aku kaget banget, anjing Nova, moncongnya keluar dengan galaknya. Untung pagarnya digembok, jadi anjing itu hanya bisa menyalak dari dalam, tidak keluar.