Namanya Nova, kecil mungil, langsing, ceria, energik. Di mana ada Nova, di situ ada canda tawa. Nova pintar melucu dan aku....jatuh cinta padanya.
Bukan hanya aku yang naksir Nova.
Di kantorku ini yang aku tahu sedang mendekati Nova adalah si Pras, laki-laki pendiam berkaca mata tebal. Danu, si tengil yang terang-terangnya suka sekali godain Nova, dan saingan terberatku adalah Lukas.
Dari pengamatanku Nova naksir Lukas. Memang Lukas secara fisik mendekati sempurna, kulit putih bersih, mulus, tinggi badan mendekati 180 cm. Secara materi Lukas juga lebih menjajikan daripada aku, Lukas punya jabatan yang lumayan di kantor, sedangkan aku hanya staf biasa saja.
Nova memang tidak pernah menunjukkan perasaannya secara langsung pada Lukas, tapi karena aku begitu memperhatikan Nova, aku bisa menebak bahwa Nova menyimpan rasa suka pada Lukas.
Dan yang aku tahu, sebenarnya Lukas juga menaruh hati pada Nova, hanya sayang Lukas sudah punya pacar dan hampir bertunangan. Calon tunangan Lukas adalah anak pemilik perusahaan ini.
Karena itulah Lukas tak berani secara terang-terangan mengexpresikan perasaannya pada Nova, tapi kalau yang peka pasti bisa meraba bahwa Lukas dan Nova sebenarnya saling tertarik satu sama lain.
Kadang-kadang aku melihat Lukas mendekat ke meja kerja Nova, saat itu aku lihat bintang di mata Nova mendadak bercahaya, berpendar-pendar begitu indahnya.
Sering aku berharap cahaya bintang di mata Nova itu diperuntukkan bagiku. Toh, untuk Nova mengharapkan cinta Lukas sama saja mengaharapkan sesuatu yang tidak mungkin.
Menurutku Lukas tak akan menyatakan cintanya pada Nova, walaupun hatinya telah condong pada Nova, Lukas pasti lebih memilih jadi orang kaya, daripada harus memperjuangkan cintanya pada Nova.
Yang masih menjadi pemikiranku adalah Nova sangat menyukai anjing dan kesukaannya pada anjing ini sama dengan Lukas. Jadi mereka berdua kalau ngomongin tentang anjing kelihatan seru dan asyik banget. Itulah satu hal sulit yang harus aku pelajari :" Belajar suka pada anjing."
Suka pada Anjing menjadi hal sangat sulit bagiku, karena aku memiliki trauma masa lalu kepada anjing. Kakiku pernah digigit anjing ketika aku masih SMP. Pengalaman buruk itu membekas terlalu dalam, sehingga aku lebih senang menghindar apabila harus berurusan degan binatang berjenis anjing.
Tapi demi meraih cinta Nova segalanya tentu akan aku lakukan bukan? Termasuk menaklukkan ketakutanku pada anjing.