"Eit, lha kok enak saja bapak melarang suami saya datang?" protes Ratna.
"Orang biadab seperti dia, tidak pantas masuk komplek kita dik Ratna." Kata pak Hanung.
"Ih...siapa bilang suami saya biadab?" Ratna protes lagi.
"Lha itu buktinya dia tega mukulin kamu, sampai wajahmu bengeb begitu." Kata pak Hanung.
"Gini ya pak Hanung, sebetulnya saya itu nggak dipukuli suami, saya habis operasi plastik, tapi karena hasil operasi masih kurang memuaskan, saya nggak mau bilang ini hasil operasi plastik, daripada jadi pertanyaan, habis operasi plastik kok nggak jadi cantik, malah jelek?
Untuk menghindari pertanyaan seperti itu, saya bilang saja, saya dipukuli suami.
Kalau pak Hanung melarang suami saya datang, siapa yang kasih nafkah ke saya? Kalau nafkah lahir sih bisa ditransfer kapan saja saya minta, kalau nafkah bantin bagaimana?" Kata Ratna sewot, sambil berlalu meninggalkan pak Hanung.
"Kalau nafkah batin, saya bisa kasih dik Ratna." Kata pak Hanung nekat.
Ratna membalikkan badannya, melemparkan HP yang ada di tangannya ke arah pak Hanung, tapi pak Hanung mengelak. HP mengenai pelipis pak Fadli yang kebetulan baru datang dan kebetulan lagi berdiri tak jauh dari pak Hanung.
Pelipis pak Fadli benjol akibat air mata buaya Ratna yang dipolitisasi oleh drg. Hanung yang ternyata naksir Ratna. Apes..
Warga pulang ke rumah masing-masing dan ada beberapa yang ngedumel "pak Hanung itu dokter gigi yang belum pernah buka praktek, tapi sok tahu!"