Meningkatkan Kognitif Anak Kelompok A Dalam Berhitung Di Tk Tunas Harapan Batulappa Melalui Media Benda Konkret
Â
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belajar berhitung terjadi secara alami seperti pada saat anak bermain.anak usia dini menemukan, menguji, serta menerapkan konsep berhitung secara alami hampir setiap hari melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung dasar yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pelajaran berhitung menjadi syarat untuk dapat belajar matematika. Tapi tidak semua orang harus bisa matematika.
Dapat di telaah dengan lebih memahami pengertian berhitung. Dari sejumlah referensi dijelaskan dapat kita maknai bahwa berhitung merupakan bagian dari matematika terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.
Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni kemampuan setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya. Karakteristik perkembangannya di mulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan (susanto,2011)
Pentingnya pembelajaran berhitung anak usia dini adalah dalam kegiatan transaksi sehari-hari kita mengenal berbagai jenis angka sebagai alat untuk berhitung, diantaranya yaitu; angka arab, angka romawi, angka latin. Ketiganya sama sebagai lambang bilangan, yang membedakannya hanya cara penulisannya. Agar anak mengetahui dasar dasar pembelajaran berhitung/matematika sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih kompleks.
Jadi pembelajaran berhitung anak usia dini dapat tercapai dengan maksimal, anak dapat berpikir secara logis dan sistimatis sejak dini, anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dgn masyarakat, memiliki ketelitian dan konsentrasi, memiliki konsep ruang dan waktu, memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu yang spontan.
Terjadinya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kenyataan yang dihadapi di sekolah bisa disebabkan terjadi oleh beberapa hal antara lain : alat peraga yang kurang menarik atau kurangnya media pembelajaran, kemungkinan juga kurangnya bantuan dan perhatian dari orang tua, metode yang digunakan kurang tepat, kurangnya minat anak untuk belajar.