Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Bisa Bedah Puisi Anda, Berarti Puisi Palsu? Enggak Dong!

13 Desember 2024   15:22 Diperbarui: 13 Desember 2024   17:20 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Pribadi, Halam Buku Puisi Pujangga Baru, Cetakan kedua 1987

Membawakan diri untung dan malang

Ini bagian isi, tafsirnya tidak ambigu, seorang perantau yang berjuang dan mengalami baik untung maupun rugi

Di tengah malam terjaga badan

Ini bagian isi bahwa seorang perantau tidurnya tidak nyenyak karena suatu masalah atau kegelisahan.

Terkenang bapak sudah berpulang

Ini bagian isi, bahwa seorang perantau teringat atau terbayang almarhum Bapaknya. ini dipahami setelah membaca kalimat selanjutnya.

Diteduhi selasih, kemboja sebatang

Selasih. Sumber: https://www.jamudigital.com/images/news/Berbagai%20Khasiat%20Tanaman%20Selasih.jpg
Selasih. Sumber: https://www.jamudigital.com/images/news/Berbagai%20Khasiat%20Tanaman%20Selasih.jpg

Kamboja. Sumber: https://jabartrust.com/wp-content/uploads/2022/03/kamboja.jpg
Kamboja. Sumber: https://jabartrust.com/wp-content/uploads/2022/03/kamboja.jpg

Ini bagian isi, awalnya penulis (saya) tidak langsung paham. Namun karena pengalaman ziarah, biasanya Kemboja (Plumeria alba) turut hadir di suatu kuburan. Jadi orang yang tidak pernah ziarah belum tentu memahami kalimat ini. Saya baru memahami kalau Selasih (Ocimum basilicum) ungu juga sering berada di area perkuburan setelah searching ke sejumlah website.

Jadi secara keseluruhan puisi ini menceritakan seorang perantau yang sekian tahun di daerah perantauan dan berjuang di sana juga menghadapi suka dan duka serta terbayang almarhum ayahnya namun tidak ada dimuat dalam puisi ini apa peran ayahnya kepada dirinya. Sampai di sini, ada beberapa kalimat yang multi tafsir dan ada tafsiran yang berbeda jika tidak dibaca utuh. Demikian penulis (Saya) menjelaskan bahwa orginalitas suatu puisi sebenarnya terpulang kepada penulisnya. Kemudian, makna puisi terpulang kepada para pembacanya. Ditambah lagi originalitas puisi terpulang kepada bukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun