Segera aku duduk. Aku hembuskan napas lega. Hampir saja aku ketinggalan. Rupanya suara klakson kereta yang membangunkanku tadi adalah bunyi langsir kereta ini.
"Mas, maaf, bisa geser sedikit, tempat duduk saya di sebelah, Mas." Tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku.
"Oh, iya, silahkan, Pak," jawabku sembari menggeser badan ke arah dekat jendela.
Hampir terjengkang aku ketika melihat siapa pemilik suara itu.
Bapak nyentrik dengan topi pet memudar yang ada dalam mimpiku tadi kini ada di dekatku.
Aku lihat dia duduk perlahan sembari mengangguk kecil dan tersenyum sopan sekali kearahku.
Sedangkan aku, hanya bisa melongo melihatnya sambil menelan ludah dalam-dalam.
.
End.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H