Mengutip pernyataan Iwan Fals, kompleks perkantoran Kementerian PUPR merupakan kolaborasi antara beton dan pohon. Dengan luas 5,38 hektar, desain dan konsepnya merupakan integrasi yang selaras antara bangunan dan lingkungan.
Dikutip dari Buku "Kampus PUPR Perkantoran Humanis Nan Ramah Lingkungan", pemakaian air di gedung PUPR diestimasi 30 hingga 35 liter per orang per hari. Sementara penggunaan air di perkantoran berdasarkan SNI 03-7065-2005 yaitu 50 liter per orang per hari.
Penghematan penggunaan air tentunya akan bermuara pada penghematan biaya operasional hingga 30-40%.
Salah satu inovasi ramah lingkungan yang diterapkan di kampus PUPR yaitu fitur air siap minum proses embun, yang menghasilkan air siap minum dari kelembaban udara.
Adanya teknologi ini mengantarkan Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kantor kementerian pertama yang menerapkan teknologi proses pengembunan terkendali untuk embun siap minum.
Rekor MURI bernomor 11436 tersebut diterima Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah pada 4 Desember 2023 bertepatan dengan rangkaian Hari Bakti PUPR.
Teknologi pengolahan air embun yang diterapkan Kementerian PUPR merupakan inovasi karya anak bangsa.
Siklus hidrologi dipakai sebagai prinsip dasarnya dengan memaksimalkan proses kondensasi yaitu perubahan wujud dari gas ke cair yang biasa disebut juga sebagai pengembunan.
Embun biasanya muncul di pagi hari saat suhu udara turun di bawah titik embun.
Pembentukan embun sangat erat kaitannya dengan penyebaran uap air yang secara alami terjadi pada daerah dingin dengan kumpulan tanaman atau vegetasi.
Prinsip Dasar Pengolahan Air Embun